Jakarta, PONTAS.ID – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Mar’uf Amin Ace Hasan Syadzily, meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menelusuri video anak-anak berseragam Pramuka berteriak ganti presiden. Menurutnya anak-anak berseragam Pramuka belum memiliki hak pilih.
“Kami sangat prihatin, tidak pada tempatnya anak-anak yang belum memiliki hak pilih diberikan doktrin tentang ganti presiden,” ujar Ace di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018).
Ia menambahkan, anak-anak harusnya diberikan pendidikan yang sesuai. Doktrin ganti presiden, ucap Ace, belum saatnya diberikan kepada anak-anak karena belum memiliki hak pilih untuk terlibat dalam politik praktis.
“Menurut saya itu pembodohan politik, apa urusannya anak-anak dilibatkan ke politik praktis,” tegasnya.
Ace meminta Bawaslu, Kementerian Pendidikan, dan pihak kepolisian untuk menelusuri pihak yang mendoktrin anak-anak.
“Itu salah satu pelanggaran pemilu maka kami minta Bawaslu dan Kementerian Pendidikan tentu polisi bisa mengusut siapa sebetulnya orang yang melibatkan anak dalam politik praktis,” kata Ace.
Dalam video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan sejumlah siswa berseragam Pramuka diajak meyerukan yel-yel 2019 ganti presiden.
Di awal video, seorang lelaki dalam video tersebut mengangkat satu tangan kanannya dan menyerukan takbir, lalu diikuti oleh para siswa. Setelah itu lelaki itu berseru, 2019. Sontak para siswa menjawabnya “ganti presiden” dengan mengangkat tangan kanan mereka.
Tidak cukup sekali, lelaki itu pun mengulanginya dengan menyebutkan 2019 dan dijawab oleh para siswa “ganti presiden”.
Editor: Idul HM