Ekonom Pertanyakan Tugas Luhut Jadi Menko Investasi

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menkomar), Luhut Binsar Pandjaitan.

Jakarta, PONTAS.ID – Presiden Jokowi pada periode kedua merombak cukup signifikan formasi kabinet. Banyak posisi wakil menteri hingga muncul tugas khusus bagi salah satu menteri koordinator.

Ekonom senior Indef Faisal Basri pun mempertanyakan hal itu. Salah satu yang dipertanyakan adalah tambahan tugas investasi kepada Luhut Binsar Panjaitan, yang menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi.

“Urusan investasi ini Menko Perekonomian atau Menko Kemaritiman? Menko Kemaritiman ini urusi mobil listrik juga. Menko urusan investasi ditaruh di kemaritiman. Saya nggak tahu juga hubungannya apa,” kata Faisal di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Menurut Faisal, kebijakan Jokowi saat ini lebih pada kebijakan yang berusaha menyenangkan semua pihak, sehingga urusan formasi kabinet juga diterapkan hal yang sama.

“Pak Jokowi berusaha menyenangkan semua orang, tapi resources-nya terbatas, maka sulit merealisasikan kepentingan yang banyak. Oleh karena itu, jangan harap kebijakannya lebih solid,” ujarnya.

Penambahan nama ‘investasi’ pada Kementerian Koordinator Kemaritiman menunjukkan pemerintah saat ini berfokus mendorong masuknya investasi. Menurut Faisal, itu hal yang salah karena yang sangat perlu dibenahi saat ini adalah penguatan ekonomi domestik di tengah gejolak ekonomi global.

“Pemerintah omongnya asing terus, dorong asing, sampai ada menko urusan investasi. Justru saya peduli urusan pertumbuhan dalam negerinya dulu, asing ntar dulu, deh,” ujarnya.

Lagi pula, lanjut Faisal, jika ingin mendorong investasi asing masuk, cukup beri pelayanan kepada investasi yang sudah masuk. Tidak perlu fokus menggelar karpet merah bagi investor baru.

“Kalau saya mau investasi di Nigeria, saya akan tanya ke Pak Anthoni Salim, yang sudah investasi di sana, enak-nggak investasi di sana. Jadi orang akan ada kampanye positif. Tapi kalau tidak dirawat, akan ada kampanye negatif,” tegasnya.

Dengan melihat formasi dan kebijakan itu, Faisal merasa pesimistis Kabinet Indonesia Maju bisa menorehkan kinerja positif. Bahkan dia memperkirakan bisa ada perombakan formasi di tubuh kabinet jika hasil kinerjanya buruk.

“Ini yang bahaya, bisa chaos, tahun depan bisa reshuffle. Komposisi (kabinet) ini tidak akan bobolkan gawang, tapi akan kebobolan terus,” tutupnya.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Stevany

Previous articleKomisi III Apresiasi Agus Rahardjo Cs Gugat UU KPK ke MK
Next articleDukung Kartu Pra Kerja, Pemerintah Siapkan Dana 10 Triliun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here