
Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai syarat dasar Indonesia untuk bisa memimpin di kancah global memasuki era industri 4.0.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (Dismed FMB) 9 dengan tema “Membangun Karakter dan Mental Indonesia” di Ruang Rapat Utama, Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (14/3/2018).
Dipaparkan Hilmar, awal revolusi industri telah terjadi di Perancis pada abad 17 dan kini, revolusi industri memasuki era 4.0 dengan basis teknologi digital yang percepatannya terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
“Revolusi karakter menjadi jantung dari Gerakan Nasional Revolusi Mental harus terus ditumbuhkembangkan di tengah masyarakat. Salah satu contohnya yang terjadi di commuter line (kereta api listrik) di mana saat ini sudah tidak ada lagi penumpang di atas gerbong. Terbukti kita bisa merubah budaya,” jelas Hilmar.
Hilmar mengatakan, perubahan tersebut juga sebagai dampak dari pembangunan infrastruktur, “Infrastruktur, jangan hanya dilihat secara fisik. Tapi lihat juga side effect-nya (dampak lainnya) dari sisi kebudayaan,” ujarnya.
Menurut Hilmar, penguatan pada pendidikan karakter, pola yang dilakukan sebisa mungkin melalui hal-hal yang praktis. Misalnya, peserta didik diarahkan untuk bergotong royong melakukan bersih-bersih sekolahnya.
“Di Jepang, tidak ada OB (Office Boy) karena semua pekerjaan bisa dilakukan dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Sementara persepsi di Indonesia masih berbeda, segala sesuatu harus dibantu oleh orang lain,” pungkas Hilmar.