Jakarta, PONTAS.ID – Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan, kasus penyiraman dengan air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menjadi sorotan publik sehingga perkembangannya pun selalu dinanti.
Neta memaklumi, dengan saksi dan bukti yang minim tentu perlu kerja keras untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terebut. Namun, setidaknya Polda Metro Jaya selaku pihak yang menangani perkara itu perlu mempublikasikan progres penanganannya agar masyarakat tidak berperasangka buruk.
“Polri perlu secepatnya menuntaskan kasus ini dan jika belum bisa tuntas setidaknya polri senantiasa melaporkan progres penanganan kasus tersebut ke publik agar masyarakat bisa membantu polisi,” kata Neta dalam keterangan pers, Minggu (26/11/2017).
Lebih lanjut, Neta meminta semua pihak agar tidak berburuk sangka terhadap polisi. Apalagi baru saja polisi telah merilis dua sketsa wajah diduga pelaku dibalik teror penyiraman air keras terebut. Bahkan polisi juga telah bekerja sama dengan Australian Federal Police (AFP) untuk memeriksa CCTV yang diambil dari sekitaran lokasi kejadian.
“Terbukti sejumlah CCTV dan sejumlah saksi serta barang bukti di TKP diusut serta dianalisa pihak kepolisian. Hasilnya 3 bulan setelah kejadian polisi mempublikasikan sketsa wajah tersangka,” tuturnya.
Bahkan, dua sketsa yang dirilis dengan pimpinan KPK itu bukan yang pertama, sebelumnya juga telah merilis sketsa wajah dan telah disebarkan ke seluruh pelosok Indonesia. Dan itu merupakan tanda bahwa polisi serius mengusut kasus Novel Baswedan.
“Sayangnya, meski sketsa pertama sudah dipublikasikan tapi belum ada informasi dari masyarakat yang mengenal siapa pelaku di sketsa itu dan dimana keberadaannya. Tentunya ini akan menjadi kendala yang cukup berat bagi Polri untuk mengungkap kasus penyiraman air keras pada Novel,” pungkasnya.