MPR Ajak Pesantren Alumni Gontor untuk Lanjutkan Berkontribusi Membela Umat, Bangsa dan Negara

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak para Pimpinan Pesantren dan Santrinya untuk melanjutkan peran mensejarah Pesantren dengan terus aktif peduli dan lebih berkontribusi membela dan memperjuangkan kemaslahatan umat,bangsa dan negara.

Hal yang dulu sudah dilakukan oleh ulama, kyai dan santri. Termasuk pendiri, pimpinan dan pengurus serta para santri Pondok Pesantren Modern Darussalam
Gontor.

HNW mengingatkan bahwa salah satu spirit yang melatarbelakangi berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor keinginan berkontribusi menghadirkan solusi, karena saat itu, sulit mencari utusan yang menguasai Bahasa Arab dan Inggris untuk hadiri konggres di Mekah setelah runtuhnya khilafah Turki Utsmani.

Kesaksian itu disampaikan KH. A. Sahal, pada saat hadiri konggres Umat Islam, di Surabaya. Dan KH. A. Sahal adalah salah satu dari tiga serangkai pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.

“Sejak Awal Trimurti (pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor) terobsesi dan menghendaki berdirinya pondok pesantren modern yang berkeunggulan, bukan pondok yang biasa-biasa saja. Tetapi pondok dan para santrinya yang hebat, memiliki berbagai keunggulan, bukan hanya bisa berkomunikasi dengan lokal tetapi juga bisa bermanfaat ditingkat global,” kata Hidayat Nur Wahid, Selasa 7 Maret 2023.

Pada zaman perjuangan kemerdekaan RI, pengasuh dan pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menurut Hidayat, tidak hanya berdiam diri di Pondok. Selama era perjuangan fisik dan sesudahnya, santri dan kyai Pesantren Gontor terlibat aktif membersamai perjuangan bangsa mempertahankan Indonesia Merdeka.

Sebagaimana ditunjukkan oleh KH. R. Imam Zarkasyi, salah satu Trimurti pendiri Pondok Gontor, yang saat itu turut aktif mempersiapkan dan menggembleng laskar Hizbullah di Bogor. Juga KH. Idham Kholid alumni Gontor generasi pertama yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri,ketua Partai dan Ketua MPR/DPR.

“Ketika terjadi pemberontakan PKI, baik pada tahun 1948 maupun 1965, pesantren Gontor menjadi target dan korban. Maka para Kyai dan santri ikut melakukan perlawanan, bekerjasama dengan TNI dan lainnya menggagalkan makar PKI, menyelamatkan ideologi Umat, Bangsa dan Negara,” ungkap alumni Gontor yang pernah menjadi Ketua MPR periode 2004-2009.

Pilihan sikap yang diambil Pesantren Gontor, itu menurut HNW sesuai dengan teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para Khulafa Rasyidin seperti Umar bin Khaththab RA, sikap yang sangat relevan dan diperlukan oleh Umat, Bangsa dan Negara.

Jelang satu abad pesantren Gontor pada 20 september 2026, kata HNW patut di tegaskan bahwa posisi pesantren Gontor memang tidak berpolitik praktis. Tetapi para alumninya tetap penting meneruskan cita-cita para pendiri pondok, terus membersamai membela kepentingan umat, bangsa dan negara. Alumni Gontor bisa ada di mana-mana, termasuk ormas dan parpol, mencintai umat,bangsa dan negaranya, dengan hadirkan santri-santri unggulan yang bisa melakukan peran “mundzirul qaum”(pemberi pencerahan bagi warganya) dalam makna yang seluas-luasnya, dengan ethika tinggi yang diajarkan di Pesantren.

“Alumni Pesantren Gontor dan Pondok-Pondok Pesantren yang didirikan alumni, penting benar menghayati sejara Pondok dan sekaligus hymne Pondok Gontor, yang luar biasa mengajarkan dan menginternalisasi cinta Pesantren dan cinta Bangsa dan Negara, yang bahkan sama disebut sebagai Ibu, sebagaimana Ibu kandung. Itu harus menjadi bagian dari tradisi dan spirit besar untuk lanjutkan berkontribusi mewujudkan cinta kepada Umat Bangsa dan Negara sebagaiamana cinta parw Santri kepada Ibu kandung mereka masing-masing untuk menjaga dan menyelamatkan Indonesia dengan cita-cita proklamasi maupun reformasinya. Begitulah seharusnya dunia Pesantren Gontor memaknai seratus tahun Gontor untuk menyongsong peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka, Indonesia emas pada tahun 2045,” pungkasnya.

Turut hadir pada acara tersebut, Pimpinan Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pimpinan Forum Pesantren Alumni Gontor.

Penulis: Herdi

Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleMPR Dorong Pemda Miliki Branding Kuat untuk Tingkatkan Potensi Daerah
Next articleKuliah Umum di Universitas Pohuwato, MPR: Kualitas SDM Kunci Majunya Sebuah Negara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here