Tahun Ini, 14 Proyek Hulu Migas Ditargetkan ‘Onstream’

Ilustrasi Anjungan Migas

Jakarta, PONTAS.ID – Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menargetkan, akan ada sebanyak 14 proyek hulu migas yang akan beroperasi atau onstream pada tahun ini.

Dwi bilang, untuk proyek non-PSN (Proyek Strategis Nasional) ditargetkan sebanyak 12 proyek akan beroperasi. Jumlah itu meningkat satu proyek dibandingkan dengan target tahun lalu sebanyak 11 proyek.

Lalu, untuk proyek PSN, kata Dwi, adalah proyek Jambaran Tiung Biru oleh Pertamina EP Cepu dan proyek Tangguh Train-3 oleh BP.

“Dua dari total proyek tersebut masuk ke dalam PSN, yakni Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) di Blok Cepu dan Proyek LNG Tangguh Train-3 di Papua,” tutur Dwi, dalam acara Outlook Migas 2021 di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Diketahui, proyek JTB senilai USD1,53 miliar terdiri dari pengerjaan FEED (front end engineering design), land acquisition (pengadaan tanah), kontrak EPC early civil works, kontrak EPC GPF, serta drilling (pengeboran sumur). Proyek ini ditargetkan menghasilkan gas bersih sebesar 192 juta standar kaki kubik (mmcfd).

Kemudian, konstruksi fasilitas darat Proyek Tangguh dengan investasi senilai USD8,9 miliar ini telah mencapai 88,27 persen dan fasilitas lepas pantai 98,27 persen per September lalu. Proyek ini diproyeksikan mencapai puncak produksi gas sebesar 700 mmscfd dan minyak 3.000 barel per hari (bph).

Lalu, 12 proyek non-PSN antara lain, Seng Segat di Blok Bentu oleh EMP Bentu Ltd, Proyek Bambu Besar, Akasia Bagus, dan pengurasan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) Lapangan Jirak oleh PT Pertamina EP, dan Proyek KLD di Blok Offshore North West Java (ONWJ) oleh PT Pertamina Hulu Energi ONWJ.

Pengembangan Lapangan Sidayu dan West Pangkah di Blok Pangkah dikerjakan PT Saka Energi Indonesia. Proyek West Pangkah mencakup pengeboran empat sumur dengan proyeksi produksi minyak sekitar 2.000 bph dan gas 23 MMscfd. Selanjutnya, Lapangan Sidayu mencakup pengeboran tiga sumur dengan produksi minyak sekitar 7.000 bph dan gas 3,9 MMscfd.

Lalu, ada proyek Merakes oleh ENI Indonesia yang seharusnya rampung pada 2020 lalu, namun kemudian direvisi menjadi tahun ini yang mencakup pengeboran enam sumur bawah laut serta pembangunan sistem pipa bawah laut yang akan terhubung dengan fasilitas produksi terapung (floating production unit/FPU) Jangkrik di Blok Muara Bakau. Puncak produksi Merakes diperkirakan bisa mencapai 60.305 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd).

Sementara ,Proyek Bambu Besar dan Akasia Bagus awalnya diupayakan beroperasi di tahun lalu. Proyek Bambu Besar direncanakan dapat memproduksi minyak sekitar 1.600-1800 bph dan berpotensi menjadi lebih besar lagi.

Selanjutnya, Akasia Bagus ditargetkan menghasilkan minyak 2.500 bph dari pengeboran enam sumur. Proyek Seng Segat sempat ditargetkan beroperasi di 2019. Proyek ini diperkirakan bisa menghasilkan gas 60 MMscfd.

Adapun, nilai investasi ke-12 proyek ini tercatat sebesar USD354 juta dan akan memberikan tambahan produksi minyak 27 ribu bph dan gas 492 mmscfd. Operasional seluruh proyek ini diharapkan menjadi penopang target produksi siap jual (lifting) minyak pada 2021 sebesar 705 ribu dan gas 5.638 mmscfd.

Penulis: Stevanny

Editor: Riana

Previous articleGenjot Ekspor 2021, Menteri Trenggono akan Benahi 3 Hal Ini
Next articleJangan Sebar Hoax, Kedepankan Empati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here