ESDM Sumbang Bilik Sterilisasi ke RS Darurat Wisma Atlet, RSUI, dan RSPP

Jakarta, PONTAS.ID Kementerian ESDM melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral menyerahkan bantuan fasilitas penunjang medis, yakni Disinfektan Body Chamber atau Bilik Sterilisasi dan Antiseptik (BiSA) kepada Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet di Jakarta, Kamis(16/4/2002).

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE), Chrisnawan Anditya, menyerahkan BiSA kepada Project Management Office (PMO) BUMN Rumat Sakit Darurat Wisma Atlet, Tonggo Marbun.

Sebelumnya Badan Litbang ESDM telah menyumbangkan satu unit BiSA untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Depok pada 14 April 2020 dan ditempatkan di Rumah Sakit Kedokteran Universitas Indonesia (RSUI).

Satu unit BiSA juga disumbangkan kepada Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) pada 29 Maret 2020 lalu di Jakarta. Kepala Badan Litbang ESDM menyaksikan penyerahan alat ini dari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) kepada Wakil Direktur Penunjang Medis RSPP, Ahmad Zulkifi.

Chrisnawan menjelaskan, BiSA digunakan sebagai alat sterilisasi pada tenaga medis yang menangani pasien yang terdiagnosa positif Covid-19, terutama di rumah sakit rujukan.

“Dalam satu hari rumah sakit ini melibatkan sekitar 400 petugas medis, mulai dari dokter, perawat dan tim penunjang lainnya”, kata Chrisnawan.

Chrisnawan menambahkan, pembuatan inovasi ini berdasarkan arahan Menteri ESDM, agar Badan Litbang ESDM turut berkontribusi menciptakan peralatan alat sterilisasi tubuh untuk mencegah penyebaran Virus Corona yang dapat bermanfaat secara luas.

BiSA dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE). BiSA terdiri dari dua ruangan yaitu untuk antiseptik dan sterilisasi. Ruangan antiseptik menggunakan sistem penyemprotan (spraying) empat sisi yang masing-masing terdiri dari empat nozzle.

Penyemprotan berlangsung 13 detik, dengan waktu tunggu 20 detik, waktu bilas 10 detik. Ruangan sterilisasi adalah ruangan pemanas (drying) dengan suhu 56 0C dengan waktu pengeringan selama 30 detik.

Larutan antiseptik yang digunakan adalah Sodium Hypoklorit NaOCL 0,1%. Kadar larutan ini masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan WHO (World Health Organization), yakni 0,5 persen. Hasil uji efektifitas menggunakan larutan Sodium hypoklorit NaOCL 0,1 persen lebih optimal, karena mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme antara 33 hingga 96 persen.

Pembuatan BiSA telah diujicobakan dan dikonsultasikan kepada tim supervisi Badan Litbang Kesehatan pada 26 Maret 2020. Tim supervisi dipimpin oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Irmansyah dan terdiri para pakar dari lintas bidang klinik, yakni ahli mikrobiologi, farmasi, patologi klinik dan pengendalian penyakit.

Penulis: Riana

Editor: Luki H

Previous articleKorban PHK Butuh Uang Tunai Ketimbang Kartu Pra Kerja
Next articleHari Ini Pengumuman Hasil Seleksi Program Kartu Prakerja Tahap I, Jatim Dapat Kuota 15.000.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here