Jakarta, PONTAS.ID – Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memberikan pertanyaan kepada dua pasangan calon seminggu jelang debat capres/cawapres pada 17 Januari nanti dinilai tak akan berpengaruh banyak pada kualitas perdebatan. Debat pertama diyakini akan tetap sengit.
Menurut Ketua Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Veri Junaidi, kedua kubu tetap akan saling serang. “Sepanjang proses saling serang itu terkait dengan konsep, gagasan, atau proposal yang mereka ajukan kepada publik, menurut saya positif,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Debat pertama nanti akan mengangkat isu hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme. Veri mengatakan kedua kubu memiliki amunisi yang sama-sama kuat. Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin, misalnya, punya kelebihan dari sisi kinerja yang sudah diketahui publik. Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun memiliki catatan tidak sempurna dalam diri petahana.
Dengan begitu, ucap Veri, debat tetap akan berlangsung menarik. “Yang penting jangan gontok-gontokan. Ruang publik saat ini masih diisi oleh isu-isu yang enggak penting seperti gimmick.”
Oleh sebagian kalangan, debat capres/cawapres dianggap tak menarik lagi karena KPU memberikan materi kepada paslon seminggu sebelumnya untuk model pertanyaan terbuka. Untuk model tertutup, paslon bisa saling mengajukan pertanyaan yang sifatnya rahasia, tetapi tidak boleh keluar dari tema.
Menurut komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, langkah tersebut dimaksudkan agar penjabaran dari paslon lebih detail. “Dengan memberikan soal sebelumnya, gagasan yang disampaikan bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh sehingga publik bisa memberikan penilaian bukan berdasarkan informasi sepotong-potong,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pemberian materi pertanyaan itu merupakan kesepakatan antara KPU dan tim sukses kedua paslon. “Ini untuk mengembalikan debat ke khitahnya, yakni sebagai salah satu metode kampanye yang diatur oleh Undang-Undang Pemilu.”
Menurut UU, kata Pramono, kampanye adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program dan/atau citra diri peserta pemilu. Artinya, yang dikedepankan ialah penyampaian gagasan, bukan pertunjukan atau show-nya. “Lagi pula, debat kandidat bukanlah acara kuis atau reality show yang penuh tebak-tebakan,” tegas Pramono.
Siap debat
Cawapres Ma’ruf Amin siap mengikuti putusan KPU tersebut. Menurutnya, keputusan itu hasil kesepakatan kedua paslon.
Dalam pandangannya, format pertanyaan terbuka yang materinya diberitahukan lebih dulu akan lebih memudahkan. “Saya akan terus mempersiapkan diri karena jumlah pertanyaan yang diberikan tentunya banyak.”
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Hasto Kristiyanto, juga menyambut baik keputusan KPU. Pihaknya pun siap menghadapi debat karena baik Jokowi maupun Ma’ruf punya banyak pengalaman.
Kubu Prabowo-Sandi menyatakan kesiapan mereka pula untuk debat. Ketua Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, M Taufik, menyatakan pihaknya tak khawatir isu HAM akan dijadikan senjata lawan untuk menyerang. “Dari dulu juga kami berdebat tentang materi hukum dan HAM. Pak Prabowo oke saja.”
Di lain sisi, Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti mengkritik KPU karena menuruti keinginan peserta pemilu untuk memberikan materi debat. “Tentu saja sikap ini bukan sesuatu yang buruk. Tapi jika segala hal harus disesuaikan dengan keinginan paslon, posisi KPU terlihat lemah, ambigu, dan tidak punya sikap,” tandasnya.
Editor: Idul HM