Jakarta, PONTAS.ID – Empat peti mati berisi jenazah korban pembunuhan sadis satu keluarga di Bekasi tiba di Hariara Tolu, Desa Parsaoran I, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir yang merupakan kampung halaman korban, Kamis (15/11/2018).
Keempat korban, Diperum Nainggolan (33), istrinya Maya Ambarita (32) serta dua anak nya, Sarah Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) merupakan perantau warga asal Kabupaten Samosir.
Aparat Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota saat ini telah berhasil mengamankan terduga pembunuh keempat korban tersebut berinisial HS yang dikabarkan merupakan keluarga korban.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon pun mengutuk keras pembunuhan satu keluarga ini, “Saya mengutuk keras perbuatan jahat, biadab dan tidak berperikemanusiaan,” kata Rapidin, Kamis (15/11/2018).
Rapidin juga meminta keluarga agar tetap tabah dan kuat. Selain itu, Rapidin meminta warga Samosir turut berdoa bagi keluarga serta aparat kepolisian agar dapat mengungkap tuntas kasus ini.
“Semoga keluarga tabah dan mendapat penghiburan dari Tuhan. Dan harapan kita aparat keamanannya secepatnya mengungkap pembunuhan terhadap saudara kita ini,” pintanya.
Senada dengan Bupati, Dewan Pimpinan Pusat, Keluarga Besar Nainggolan (KBN) juga menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa keempat korban tersebut.
Mobil Korban
Terkait penanganan kasus ini, penyidik Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi telah berhasil mengamankan terduga pelaku pembunuhan berinisial HS kawasan Gunung Guntur Garut Jawa Barat, siang tadi.
“Kita sudah mengamankan satu orang yang diduga pelaku berinisial HS. Kita belum dapat sampaikan motifnya, kita belum dapatkan tunggu kerja penyidik,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Kamis (15/11/2018).
Argo mengungkapkan awalnya polisi menemukan keberadaan mobil milik korban Diperum Nainggolan bernomor polisi B-1075-UOG di garasi kontrakan kawasan Cikarang Kabupaten Bekasi Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).
Berdasarkan penyidikan, polisi mendapatkan informasi mobil berwarna silver itu dibawa HS dari rumah korban ke garasi kontrakan tersebut.
Di dalam mobil itu, tim Inafis Polda Metro Jaya menemukan diduga bercak darah korban pada bagian bawah karpet kursi sopir, pedal gas, sabuk pengaman, dan gagang pintu sebelah kanan, serta dua telepon selular milik korban.
“Selanjutnya, anggota bergerak mencari keberadaan HS yang ditemukan di kaki Gunung Guntur Garut Jawa Barat,” kata Argo.
Selain itu, polisi juga menggeladah tas milik HS yang terdapat uang kunci Nissan X Trail, telepon selular dan uang Rp4 juta.
“Akhirnya HS dibawa anggota ke Jakarta untuk diinterogasi,” ujar Argo.
Argo menuturkan polisi juga mengambil kotoran kuku pada HS untuk memastikan itu darah atau bukan.
Polisi juga menemukan luka pada jari telunjuk tangan HS dan mendapatkan informasi HS berobat ke klinik berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian bertepatan dengan penemuan korban tewas pada Selasa (12/11/2018) sekitar pukul 05.00 WIB.
Setelah itu, penyidik menggeledah kontrakan HS yang menjadi tempat ditemukan mobil Nissan itu, serta terdapat celana panjang warna hitam yang bernoda darah.
“Ini semua sudah kita ambil darahnya sebagai sampel dan akan kita cocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah,” tutur Argo.
Penulis: Andy Ebiet/Pahala Simanjuntak
Editor: Hendrik JS




























