Hentikan Pencarian Korban Lion Air, Basarnas Tetap Cari CVR

Basarnas Tangani Korban Lion Air JT610

Jakarta, PONTAS.ID – OPERASI pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP penerbangan JT 610 dihentikan, kemarin. Meski demikian, pencarian bagian kotak hitam (black box) pesawat berisi cockpit voice recorder (CVR) terus dilakukan.

Selama 13 hari proses pencarian, tim Basarnas telah menemukan sedikitnya 196 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban. Semuanya telah di-serahkan kepada pihak RS Polri untuk diidentifikasi.

“Mudah-mudahan dengan 196 kantong jenazah itu, bisa 189 orang ter-identifikasi. Kami bukan sempurna, jadi pasti ada kekurangan dan kami akan evaluasi kekurangan-kekurangan yang ada itu,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (11/11/2018).

Namun, lanjutnya, tim SAR atau Kantor SAR Jakarta dan Bandung tetap melaksanakan operasi. Apalagi jika masih ada informasi, baik dari nelayan maupun siapa pun, pihaknya akan terus memantau perkembangan.

“Kalau ada yang menemukan korban, Kantor SAR Jakarta ataupun Bandung siap melaksanakan tugas itu. Mereka siaga 24 jam,” imbuh Syaugi.
Lebih lanjut, ia mengatakan Basarnas tetap mendukung upaya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam mencari CVR dengan mengerahkan 10 penyelam andal.

“Tim dari KNKT akan terus melanjutkan tugas untuk mencari CVR. Tentunya bersinergi dengan kami,” tukas Syaugi.

Terus mencari
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya akan tetap mencari black box tanpa bantuan Basarnas pusat hingga waktu yang belum ditentukan. Mereka ingin memastikan CVR dapat ditemukan untuk mempermudah penyelidikan kecelakaan pesawat tersebut.

“Kami belum tahu sampai kapan pencarian ini bisa dilakukan. Tentunya kami juga berpikir masalah biaya karena biaya pencarian black box ini cukup masif,” sebutnya.

Diprediksi, biaya mahal dibutuhkan untuk mendatangkan alat-alat canggih yang berfungsi mendeteksi letak black box. Meski demikian, Soerjanto belum memastikan jumlah dana yang telah dikeluarkan sejak hari pertama pencarian. “Waduh enggak tahu. Saya enggak monitor dana, tapi saya monitor pekerjaannya saja. Yang penting black box ketemu, itu yang kita jadikan standarnya.”

Menurut Soerjanto, pihaknya akan menggunakan beberapa kapal yang dilengkapi remotely operated vehicle (ROV) lebih besar dan canggih, yakni memiliki empat kamera dan juga ada side scan sonar.

“Yang paling penting di sini ada equipment baru yang on boat kan di ROV, yaitu sub-bottom proviling yang bisa mendeteksi benda-benda di dalam lumpur sampai kedalaman 4 meter,” paparnya.

Namun, diperlukan persiapan karena komponen barang itu harus di-instal di kapal dan memerlukan waktu penginstalan 2-3 hari hingga kapalnya berlayar menuju Jakarta.

“Kapal dan peralatan tersebut sekarang ada di Surabaya. Rencananya besok lusa akan mulai bergerak ke Jakarta setelah pemasangan ROV beserta peralatannya di kapal tersebut,” pungkasnya.

Editor: Idul HM

Previous articleTarik Wisatawan Bandung, Kemenpar Gelar Direct Selling Danau Toba
Next articlePariwisata Salah Satu Kunci Atasi Devisit

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here