Ratna Sarumpaet Bohong, Budiman: Skenario Pilpres AS

Jakarta, PONTAS.ID – Budiman Sujatmiko, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, mengaku sejak awal sudah memprediksi kebohongan yang dilakukan mantan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet. Sebab, trik dengan kebohongan tersebut sebelumnya berhasil memenangkan Donald Trump pada Pilpres AS 2016 silam.

“Ini pengulangan trik saat proses pemilihan Presiden di Amerika yang memenangkan Donald Trump,” kata Budiman di Media Center TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Jl. Cemara No. 19, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Bahkan kebohongan Ratna Sarumpaet ini kata Budi, sudah diprediksi pihaknya akan kembali terjadi memasuki Pilpres 2019, lantaran pola nya telah dipelajari sejak 2017, saat Pilkada DKI Jakarta.

“Saya juga adalah orang yang mengamati mempelajari fenomena politik. Apa yang kita lihat kasus RS (Ratna Sarumpaet) sudah kita prediksi bahkan sejak Pilkada DKI 2017,” kata politisi PDIP ini.

Diungkapkan Budiman, trik yang dipakai memainkan kebohongan Ratna Sarumpaet menggunakan teknologi dan psikologi, jika dilihat dari tujuan dan dampak munculnya peristiwa yang dibuat. Untuk kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, kata

Budi, menduga kebohongan Ratna Sarumpaet merupakan satu trik untuk memunculkan kehebohan, bukan murni tindakan kebohongan seperti yang telah diakui mertua aktor Rio Dewanto itu.

“Saat itu bahkan Prabowo sendiri yang menyampaikan responsnya atas apa yang menimpa RS, padahal di sana ada Djoko Santoso, Amin Rais. Isu ibu RS dipukuli adalah isu yang terencana atau patut diduga karena adalah yang mau dibangun opini bahwa Jokowi mengancam orang yang kritis,” pungkasnya.

Sebelumnya, sempat beredar di media sosial foto wajah bengap Ratna. Disebutkan bahwa juru kampanye Prabowo-Sandi itu dikeroyok di Bandung pada 21 September.

Reaksi cepat dilakukan Prabowo dengan mengunjungi Ratna bersama-sama dengan Amin Rais. Tak berselang lama, Capres nomor urut 02 itu menyatakan pernyataan resminya dengan menyebut perbuatan yang diterima Ratna adalah tindakan keji, biadab.

Dalam pernyataan Praboeo, ia juga menyebut tindakan pengeroyokan terhadap Ratna adalah tindakan represif.

Namun pada Rabu (3/10/2018) Ratna akhirnya mengakui kebohongannya dan meminta maaf telah membohongi semua pihak, termasuk Prabowo Subianto.

Dan pada Kamis (4/10/2018) malam tadi, Ratna Sarumpaet yang sudah berstatua tersangka, diringkus penyidik Polda Metro Jaya di Bandara Soekarno Hatta saat hendak terbang ke Cile.

Penulis: Stevanny Andriani
Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleGerindra dan ACTA Ogah Bela Ratna Sarumpaet
Next articleTNI Diajak Berantas Warisan PKI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here