Pergantian Ketua DPR Harus Keputusan Pleno Golkar

Firman Soebagyo
Firman Soebagyo

Jakarta, PONTAS.ID – Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar Firman Soebagyo menegaskan, keputusan pemilihan pergantian Ketua DPR oleh Partai Golkar harus melalui mekanisme aturan partai.

Hal ini dikatakan Firman terkait banyaknya manuver dilakukan elit partai berlambang Pohon Beringin untuk merebut kursi Ketua DPR.

Firman melanjutkan, mekanisme yang benar dalam memutuskan pergantian adalah rapat pleno DPP memutuskan pergantian ketua DPR dan kalau pleno setuju DPP membuat surat ke Pimpinan DPR dan Pimpanan DPR akan membacakan surat di paripurna dan dari paripurna dirapatkan di Bamus Apakah Bamus menyetujui pergantian tersebut.

“Kalau setuju baru disahkan di paripurna dan kemudian ditentukan jadwal pelantikan atau bisa juga langsung dilantik,” kata Firman saat dihubungi, Sabtu (9/12/2017).

Firman yang juga Wakil Ketua Baleg DPR RI itu menilai, kalau tidak mengikuti mekanisme dilakukan. Maka sangat dimungkinkan ke depan reputasi Golkar akan semakin rusak dimata publik. Dan terlebih publik akan menganggap Golkar hanya membuat kegaduhan politik selama hampir kurang lebih 4 tahun belakangan ini.

“Kalau dipaksakan dan mekanisme tidak dikuti dan dijalankan akan hancur reputasi Golkar,” tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Robert Kardinal melakukan manuver. Robert yang dikenal dekat dengan Setya Novanto dikhabarkan mengatur Azis Syamsudin menjadi Ketua DPR.

Berdasarkan sumber dilingkungan DPP Partai Golkar mengungkapkan Robert membuat pertemuan dengan mengundang Fraksi-Fraksi di DPR-RI. Tapi yang hadir hanya Asrul Sani (PPP) dan Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB). Selain itu ada pihak Sekjen DPR serta Azis Syamsudin.

“Dalam pertemuan tersebut Robert Kardinal menyampaikan bahwa Setya Novanto mengundurkan diri dan DPP Golkar tanpa rapat pleno menunjuk Azis sebagai penggantinya,” ujar sumber Redaksi, Sabtu (9/12/2017).

Diungkapkan, dalam pertemuan tersebut Azis dan Robert mendesak Sekjen DPR agar bisa segera di agendakan rapat Paripurna untuk pergantian Ketua DPR sebelum penutupan masa sidang hari Selasa (11/12/2017).

Kini Robert juga sedang merancang agar keinginannya itu bisa disetujui Badan Musyawarah (Bamus) yaitu rapat para pimpinan Fraksi dengan Pimpinan DPR RI yaitu Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan.

“Manuver Robert sangat membahayakan bagi Golkar. Sebab akan membuat Golkar akan kembali terpecah. Sebaiknya semua pihak menahan diri. Biarlah pergantian Ketua DPR RI menunggu terpilihnya Ketua Umum DPP Partai Golkar yang baru,” ujar sumber tersebut.

Previous articleJelang Tahun Politik, Ini Pesan Jenderal Gatot ke Prajurit TNI
Next articleTiga Ormas Sepakat Bantu Selesaikan Masalah Golkar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here