Tok! Lokasi Pelabuhan Kilang LNG Masela Diputuskan

Blok Masela (Foto: Reuters)

Jakarta, PONTAS.ID – Rencana pembangunan kilang LNG Masela terus menunjukkan kemajuan. Penetapan lokasi pelabuhan kilang gas alam cair (LNG) dari Lapangan Abadi telah disetujui oleh Gubernur Maluku.

Adapun, lokasi tersebut yakni di Wilayah Kerja Maselam dibangun di Pulau Nustual, Desa Lematang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Keputusan tersebut tertuang dalam SK Gubernur Maluku No. 96 Tahun 2020. Lokasi pembangunan pelabuhan seluas sekitar 27 Ha ini diperuntukkan untuk mendukung pengembangan dan produksi gas bumi Lapangan Abadi serta penyediaan sarana dan prasarana termasuk memfasilitasi perpindahan barang termasuk suku cadang.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu, mengatakan, setelah penetapan lokasi, SKK Migas dan Inpex akan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk proses pengadaan tanah tersebut.

“Dalam proses pengadaan tanah ini akan ada proses pengukuran dan pembayaran ganti rugi, yang dipimpin oleh BPN. Diperkirakan memakan waktu sekitar delapan bulan,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (16/3/2020).

Sebagai informasi, Lapangan Abadi merupakan lapangan pertama Blok Masela di wilayah Maluku yang sedang dikembangkan dan dioperatori oleh Inpex Masela, Ltd. Selain melakukan pembebasan tanah, saat ini Inpex juga melakukan tender Front End Engeineering Design (FEED) dan membuat pedoman rencana tender EPC (Engeineering, Procurement and Construction) yang akan digunakan sebagai parameter Final Investment Decision (FID).

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, mengatakan, FID akan dilakukan pada Q4 2022. Apabila semuanya berjalan sesuai rencana, pembangunan konstruksi ditargetkan akan dimulai pada Q1 tahun 2023.

Terkait merebaknya virus Covid-19, Julius menjelaskan bahwa musibah ini berdampak pada proses yang sedang berlangsung, namun masih dapat diantisipasi.

“Konsekuensi yang nampak adalah soal tata waktu yang sedikit tersita. Dibutuhkan sekitar satu bulan untuk membersihkan peralatan survei dengan desinfektan, khususnya peralatan yang berasal dari negara yang terpapar Covid-19. Peralatan survey ini sangat penting karena support data langsung untuk keperluan FEED,” papar Julius.

Namun menurut Julius, meskipun ada kendala tata waktu, SKK Migas tetap berkomitmen untuk mengawal proyek agar selesai sesuai rencana untuk memenuhi target visi 1 juta barel tahun 2030.

Penulis: Ririe

Editor: Riana

Previous articleSakit Tak Kunjung Sembuh, Diana Bunuh Diri Pakai Selendang
Next articleBupati Tangerang Cek Kebutuhan Bahan Pokok di Pasar Kelapa Dua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here