Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan kembali menyelenggarakan Seminar Trade, Tourism, and Investment (TTI) pada momentum pameran dagang terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI) tahun 2018.
Mengusung tema ‘Indonesia Diversity Products for Global Opportunity’, seminar ini menjadi sarana untuk pemerintah menyampaikan strategi peningkatan nilai ekspor nasional.
“Seminar TTI tahun ini merupakan kesempatan kementerian/lembaga terkait sektor perekonomian untuk menyampaikan berbagai strategi yang sudah dan akan dilakukan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Arlinda dalam siaran pers Kemendag, Selasa (9/10/2018).
Narasumber pada seminar TTI ini berasal dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Arlinda menyampaikan, pada seminar TTI kali ini, dari sisi pemerintah akan memaparkan implementasi, peluang, dan tantangan kebijakan yang dihadapi pemangku kepentingan beserta solusinya.
Sedangkan dari sisi pelaku usaha, Kadin Indonesia akan memaparkan upaya meningkatkan ekspor dan daya saing dalam menghadapi tantangan perekonomian global.
“Sebagai bagian satuan tugas percepatan dan efektivitas pelaksanaan kebijakan ekonomi serta menindaklanjuti situasi ekonomi dunia, pemerintah bertugas mengampanyekan dan mendiseminasikan kebijakan ekonomi yang dinamis kepada pelaku usaha dan pemangku kepentingan. Hal ini agar baik pihak pemerintah, maupun swasta dapat bersatu mendorong peningkatan ekspor nasional, sekaligus menghadapi tantangan perekonomian yang ada,” jelas Arlinda.
Direncanakan seminar ini akan dihadiri sekitar 500 peserta dari kalangan dunia usaha, buyer, eksportir, investor, dan akademisi. Selain itu, akan hadir berbagai asosiasi pelaku usaha yang akan berdialog mengenai strategi peningkatan perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia bersama para narasumber.
Seminar TTI adalah salah satu kegiatan forum TTI yang dilaksanakan pada TEI 2018. Selain seminar, TTI forum mencakup kegiatan diskusi regional, konseling bisnis, gelar wicara, dan kompetisi usaha rintisan berorientasi ekspor yang berlangsung pada 25-27 Oktober 2018, di ICE BSD, Tangerang.
Pada diskusi regional, narasumber yang hadir berasal dari perwakilan dari kantor promosi perdagangan dan para ahli di Indonesia serta beberapa duta besar dari negara terakreditasi. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pelaku usaha mengenai peluang, tantangan, dan upaya dalam menembus pasar luar negeri.
Sementara itu, pada konseling bisnis Kemendag akan memfasilitasi peserta UKM dan calon eksportir untuk berdiskusi langsung dengan Kepala Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), Atase Perdagangan, Konsul Perdagangan, dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Sesi konsultasi dalam konseling bisnis dibagi menjadi empat kategori berdasarkan wilayah yaitu pasar ASEAN dan Asia (non-ASEAN); pasar Australia, Timur Tengah, dan Afrika; Pasar Eropa; dan Pasar Amerika.
Kemendag juga mengadakan program gelar wicara seperti tahun sebelumnya sebagai rangkaian forum TTI. Narasumber yang akan hadir yaitu Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Gubernur Provinsi Banten, dan Bupati Kabupaten Trenggalek. Pada kesempatan ini, para narasumber akan menjelaskan potensi daerahnya masing-masing serta berdiskusi dengan peserta pameran dan pemangku kepentingan.
Kegiatan lain dalam forum TTI adalah kompetisi usaha rintisan berorientasi ekspor. Kegiatan ini merupakan kegiatan kompetisi dan edukasi terpadu untuk menghasilkan berbagai usaha rintisan berorientasi ekspor yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing dengan mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetisi ini merupakan hasil kerja sama Direktorat Jenderal PEN, Kadin Indonesia dan National Startup Centre.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi generasi muda dalam mengembangkan minat berbisnis, serta mencetak usaha rintisan berorientasi ekspor melalui berbagai inovasi usaha dan pengembangan teknologi terapan,” pungkas Arlinda.
Editor: Risman Septian