
Jakarta, PONTAS.ID – Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mempertanyakan pernyataan yang muncul di salah media online (siber) yang menyebut tidak ada disain dalam kasus kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet (RS).
“Kita semua tahu RS itu dari tim siapa, yang menyebarkannya itu siapa dan yang melakukan konpres (konfrensi pers) itu siapa. Dan yang memecat RS itu siapa,” kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan di Media Center Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Selasa (9/10/2018).
Itu sebabnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, kata dia, merasa sangat sangat aneh ketika dituduh melakukan kapitalisasi itu permasalahan Ratna Sarumpaet yang saat ini tengah ditangani Polda Metro Jaya.
“Jadi jelas kami serahkan ke mekanisme hukum biar jelas dan tidak menimbulkan spekulatif yg berlebihan.
Terkait pemanggilan yang dilakukan penyidik terhadap Amin Rais yang merupakan anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ace berharap Amin Rais bertindak secara ksatria dengan memenuhi panggilan Polisi.
“Tidak perlu membawa masa banyak-banyak. Dan harusnya bisa memenuhi panggilan tersebut, toh status pak Amin Rais adalah saksi. Dan saksi tidak memiliki konsekuensi apa-apa. Jadi perlu ada kegaduhan kegaduhan,” kata dia.
Kasus ini bermula ketika aktivis Ratna Sarumpaet diturunkan petugas Imigrasi dari pesawat tujuan Cile Amerika Selatan melalui Turki (transit). Ratna kemudian diamankan petugas Polda Metro Jaya yang telah menunggunya di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Kamis (4/10/2018) malam.
Ratna ditangkap terkait pemberitaan tanpa fakta tentang pengeroyokan yang dialami dirinya oleh sejumlah orang tidak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara Bandung Jawa Barat pada 21 September 2018 lalu.
Dalam pemberitaan tersebut, Ratna kepada seseorang mengaku dianiaya sejumlah orang usai menghadiri pertemuan internasional bersama dua rekannya warga negara asing saat menuju Bandara Husein Sastranegara.
Namun, pada Rabu (3/10/2018) Ratna memohon maaf lantaran telah menyampaikan kebohongan soal pengeroyokan tersebut tak berapa lama setelah Polisi menyatakan tidak menemukan fakta, saksi maupun informasi terkait penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.
Penulis: Stevanny Andriani
Editor: Pahala Simanjuntak