Pameran Lukisan Meriahkan Penutupan Festival Tari Tradisional Sumut

Rangkaian acara penutupan Festival Tari Tradisional 2018, di Open Stage Taman Budaya Sumut, Medan, Sabtu (25/8/2018)

Medan, PONTAS.ID – Kadis Pariwisata Sumut, Hidayati mengingatkan kepada seniman agar terus berkarya. Hal itu dikatakan Hidayati saat menutup Festival Tari Tradisional 2018, di Open Stage Taman Budaya Sumut (TBSU), UPT Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Sabtu (25/8/2018).

“Sebagai seniman kalian harus terus berkarya. Karena ada kata-kata bijak, orang yang paling bahagia adalah orang yang mampu membuat orang lain bahagia, ” kata Hidayati.

Hidayati juga memuji karya-karya tari dari kreografer tari di Sumut ini diantaranya ada Sri Krisna Ayu, (Elcis), Syafrida (Tamora 88), Dilinar (Semenda), dan Irfan (Nusindo), Iskandar Muda, Iwan Tarok dan beberapa lainnya.

Selain festival tari, acara ini juga dimeriahkan dengan pameran lukisan serta peluncuran buku kumpulan Cerpen Sugeng Satya Dharma, berjudul “Fuit”.

Hidayati mengutip cuplikan kalimat dari Baharudin Saputra yang menjadi pengantar dalam buku tersebut, “Jika di hutan rambung nan sepi ini saja xia khawatir tersesat. Bagaimana mungkin dia leluasa menapaki jalan di kota,” kata dia mengutip.

“Kalimat ini memberikan pesan kepada kita semua, bahwa hidup memang penuh keragu-raguan. Terakhir kita harus bertanya kepada hati nurani kita, mana yang baik dan mana yang buruk,” ujar hidayati.

EO Pelat Merah
Sementara itu, meski Festival Tari Tradisional yang digelar Dewan Kesenian Sumut (DKSU) bekerjasama dengan TBSU ini terbilang sukses, namun mendapat berbagai sorotan dari seniman di Sumatera Utara.

Pasalnya, para seniman menilai posisi DKSU adalah lembaga pembinaan seniman bukan Event Organizer (EO), sehingga tidak seharusnya terjun langsung mengerjakan pelaksanaan kegiatan di Taman Budaya Sumut.

“Ini udah salah kaprah. DKSU itu lembaga resmi yang seharusnya memberikan materi-materi program kepada seniman bukan justru menjadi event organizer seperti ini, ” pungkas seorang seniman yang menolak namanya disebutkan.

Penulis: Ayub Badrin
Editor: Pahala Simanjuntak

Editor: Hendrik JS

Previous articleDPR Harap Hakim Pengadilan Tinggi Bebaskan Meiliana
Next articleGolkar Dipastikan Tak Gelar Munaslub dalam Waktu Dekat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here