Erupsi Gunung Semeru, Presiden Cek Pengungsi dan Infrastruktur

Presiden Jokowi meninjau posko pengungsian di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jatim, Selasa (7/12/2021) //Foto: Setkab

Jakarta, PONTAS.ID – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan seluruh kekuatan dikerahkan untuk menangani dampak dari erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten, Lumajang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021).

“Saya datang ke lokasi untuk memastikan bahwa seluruh kekuatan yang kita miliki sudah berada di lapangan untuk pencarian korban yang masih ada, kemudian juga evakuasi, juga penanganan pengungsi di lapangan, dan juga ini kita lihat untuk rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru ini,” kata Presiden, di Lumajang, Jatim, Selasa (7/12/2021).

Presiden terlihat menyapa para pengungsi termasuk anak-anak serta menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru. Selain itu, Presiden juga meninjau dapur umum dan posko pelayanan kesehatan.

“Tadi di lokasi pengungsi saya juga ingin memastikan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan pengungsi juga tertangani dengan baik, baik yang berkaitan dengan konsumsi, kesehatan, kemudian air bersih, saya kira kondisinya mulai membaik,” ujarnya.

Presiden menyampaikan, pemerintah juga akan mempersiapkan relokasi hunian masyarakat yang terdampak erupsi.

“Tadi saya mendapatkan laporan kurang lebih dua ribuan rumah yang memang harus direlokasi. Ini segera akan kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan segera kita bangun karena saya kira semuanya sudah siap,” ujarnya.

Kerusakan Infrastruktur
Dalam kunjungannya, Kepala Negara juga meninjau sejumlah infrastruktur yang terdampak bencana. Salah satunya adalah Jembatan Besuk Koboan atau Jembatan Gladak Perak yang terletak di Kecamatan Candipuro, di jalur arteri Malang – Lumajang. Jembatan dengan panjang bentang 192 meter dan lebar 9,6 meter ini runtuh akibat erupsi Gunung Semeru.

“Kita berharap setelah nanti reda semuanya bisa dimulai, baik itu yang berupa perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang memang kita perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali,” tandasnya.

Presiden pun kembali menegaskan ucapan dukacita atas korban meninggal dunia akibat  erupsi ini.

“Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya korban akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur,” ucapnya.

Tugaskan Menteri PUPR
Saat mengunjungi salah satu pengungsian, sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Semeru bercerita kepada Presiden, “Enggak sampai satu menit itu Pak, langsung gelap. Sebelumnya ada pemberitahuan memang, 25 getarannya katanya dari pusat pemantauan,” ujar seorang warga.

Seorang warga dari Dusun Kamar Kajang bercerita bahwa sebelum kejadian mereka telah mendapatkan peringatan dari pos pemantauan melalui telepon genggam mereka. Mereka tidak menyangka jika erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021 ternyata lebih besar dari yang mereka perkirakan.

“Ada pemberitahuan, di HP sudah ada. Cuma dikira kecil Pak, dikira banjir kecil. 25 getarannya kecil biasanya. Nanti ada susulan yang lebih besar biasanya. Kalau pos pantau selalu siaga,” ungkapnya.

“Paniknya itu cuma panik abu, abunya itu loh Pak, kan gelap. Posisi jam 3 sore itu kejadian abu vulkanik. Hujan abu dulu, gelap, disusul lahar dingin,” timpal seorang warga lainnya.

Usai kejadian, para warga terdampak tersebut juga sempat mengecek rumah mereka masing-masing melalui jalur yang bisa dilewati. Seorang warga bercerita bagaimana erupsi Gunung Semeru telah menewaskan banyak ternak peliharaannya. Sementara warga lainnya bercerita bagaimana ia masih mencari beberapa keluarganya yang masih hilang.

Kepada Presiden, para warga meminta agar infrastruktur yang hancur bisa segera diperbaiki. Presiden pun mengatakan akan segera membangun dan memperbaiki rumah-rumah warga terdampak berikut fasilitas publik lainnya seperti jembatan.

“Nggih, rumahnya, jembatannya cepat kita mulai (diperbaiki),” ujar Presiden Jokowi.

“Ini Menteri PU sudah saya ajak. Ini baru mengecek semua, nanti segera dikerjakan,” lanjutnya.

“Terima kasih, Pak,” seru para warga.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin, 6 Desember 2021, pukul 20.15 WIB, awan panas guguran Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan di sektor permukiman, pendidikan, maupun sarana dan prasarana.

Posko masih terus melakukan pemutakhiran terhadap dampak kerugian material, dengan data sementara rumah terdampak 2.970 unit, fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus 1 unit.

Penulis: Pahala Simanjuntak
Editor: Ahmad Rahmansyah

Previous articleBupati Asahan Pimpin Upacara Hari Peringatan Pramuka ke-60
Next articleKSAD Temui Menko Polhukam Bahas Pengamanan Papua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here