Target Lifting Minyak Dinilai Tak Realistis, DPR Kritik SKK Migas

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian (Foto: dpr.go.id)

Jakarta, PONTAS.ID – Komisi VII DPR RI mengkritisi target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) di 2030 yang ditargetkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, memandang target tersebut untuk minyak bumi nasional memang enak didengar, namun berdasarkan data produksi selama tiga tahun terakhir menunjukan hal sebaliknya, yakni tren di bawah target nasional.

“Tiga tahun tidak pernah match ini, selalu menurun. Saya melihat di sini untuk buat target itu, tugas dari beberapa Deputi SKK Migas, saya lihat Deputi Perencanaan yang punya andil besar. Tapi ngawang-ngawang saja, enggak realistis,” ujar Ramson, dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan Kepala SKK Migas beserta jajaran di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

SKK Migas, lanjut Ramson, lebih banyak menerapkan Metode Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk menggenjot produksi selama 10 tahun ke depan. EOR merupakan teknik pengurasan sumur-sumur tua untuk mengoptimalkan produksi.

Ia berharap, ada eksplorasi sumur baru untuk merealisasikan mimpi itu.

“Berarti Deputi Perencanaan kurang pas pimpin itu. Jadi perlu penyegaran juga, jangan sampai 1 juta barel ini ngawang-ngawang, kurang realistis. Sebab ini jadi referensi penyusunan APBN,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi VII DPR RI lainnya, seperti Kardaya Warnika. Ia menilai, target tersebut seperti mimpi, alias tidak akan tercapai. Dasar dari dipilihnya target 1 juta barel per hari itu juga dinilai tidak jelas.

“Mengenai 1 juta barel per hari saya berdiskusi dengan orang-orang KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), berdiskusi dengan para profesional, mereka mengatakan 1 juta barel ini lebih baik disebut mimpi sebagai target karena dasarnya itu tidak jelas. Kalau mimpi kan nggak harus ada alasan, mau terbang-terbang aja karena mimpi. Jadi 1 juta barel per hari itu bukan tidak yakin, mimpi lah itu,” ungkap Kardaya.

Politisi Partai Gerindra itu meminta Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, melakukan penyegaran tim perencanaan agar target produksi minyak 1 juta barel per hari dapat tercapai pada 2030.

Dalam kesempatan itu pula, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Maman Abdurahman, juga mengungkapkan, pihaknya sejatinya menghargai target tinggi SKK Migas tersebut.

Namun, melihat tren produksi atau lifting minyak mentah nasional yang terus di bawah target beberapa tahun belakangan, ia menilai hal itu menjadi pertaruhan bagi kelembagaan ke depannya. Sebab menurutnya, banyak stakeholder yang tidak percaya pada mimpi SKK Migas ini.

“Ini sudah dicanangkan SKK Migas, kita hargai itu. Namun, yang harus jadi titik tekan ini jangan sampai mimpi besar ini kandas begitu saja. Produksi nasional kita sangat pengaruhi asumsi makro kita. Jangan sampai SKK Migas jadi kambing hitam dari kita semua,” pungkas Maman.

Penulis: Riana

Editor: Luki Herdian

Previous articleDPRD Trenggalek Menolak Penutupan Pasar Hewan
Next articleRefocusing Anggaran Kementan, Begini Respon DPR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here