Laba Pertamina Semester I Tembus 112%, Ternyata Ini Penyebabnya

Pertamina

Jakarta, PONTAS.ID – PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih US$660 juta atau Rp9,4 triliun pada semester I 2019, naik signifikan 112% jika dibanding periode yang sama 2018 sebesar US$311 juta atau Rp4,4 triliun.

Kenaikan laba bersih diraih saat pendapatan turun menjadi US$25,55 miiliar dibanding semester I tahun lalu US$26,43 miliar.

Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury, mengatakan, meskipun pendapatan turun, Pertamina berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebesar 6% menjadi US$18,71 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$20 miliar.

Kata dia, penurunan beban ini salah satunya didorong oleh harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) pada semester 1-2019. Rata-rata ICP pada semester 1-2018 sekitar US$ 66 per barel, sementara pada semester I tahun ini sekitar US$ 63 per barel.

“Rata-rata ICP pada semester I 2018 sekitar US$66 per barel, sementara pada semester I tahun ini sekitar US$63 per barel. Turunnya ICP bisa dikatakan pendapatan sedikit turun, tapi penurunan ini lebih kecil dibanding penurunan biaya pokok penjualan. Kalau di-summary, beban pokok turun 6%, sementara pendapatan hanya turun 3%,” kata Pahala, saat konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Senin (26/8).

Pahala lantas mengatakan, meningkatnya kinerja perusahaan tentunya menyebabkan perbaikan pada gross profit margin di kisaran 14% dan 8% untuk operating profit margin. Diklaimnya, cash flow operasi atau arus kas bersih dari aktivitas operasi meningkat dua kali lipat menjadi US$1,57 miliar dari periode yang sama tahun lalu yaitu US$756 juta.

“Jadi ini tentunya merupakan indikator-indikator yang penting yang menyebabkan kondisi kita baik dari sisi P&L bagus, dari sisi neraca bagus,” katanya.

Sedangkan dari sisi kinerja operasional, produksi minyak mentah meningkat sekitar 6% menjadi 413 MBOPD dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 385 MBOPD.

“Ini kita cuma ngomong mengenai produksi minyak mentahnya saja, tidak termasuk gas. Itu pertumbuhan mencapai 7% per tahunnya,” tambahnya.

Volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM turut melonjak sekitar 1% atau 700 ribu KL dari tahun lalu yang hanya sekitar 41,7 juta KL menjadi 42,46 juta KL di semester I-2019. Kata pahala, yang turut menjadi kabar gembira yakni komposisi penjualan Perta Series yang juga meningkat menjadi 65,2% dari tahun lalu yang hanya mencapai 64%.

“Kalau kita kebanyakan jual yang merupakan penugasan dan subsidi tentunya mempengaruhi kinerja kita dan berpengaruh pada hal yang lain-lain,” pungkasnya.

Penulis: Riana
Editor: Idul HM

Previous articleUpdate Insiden Oil Spill Karawang, Minyak yang Terkumpul Baru 13.427 Barel
Next articleAwal Oktober, Pertamina Targetkan Sumur YYA-1 Sudah Tertutup

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here