LinkAja Meluncur, Go-Pay: Mereka Punya Visi yang Sama

Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata

Jakarta, PONTAS.ID – Platform pembayaran uang digital dimiliki BUMN, LinkAja resmi diluncurkan ke publik.

Banyak kalangan menilai, kehadiran LinkAja akan memberikan persaingan sengit bagi platform sejenis yang sudah dulu beredar dipublik seperti OVO dan Go-Pay.

Menanggapi hal itu, Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata mengaku senang dengan hadirnya LinkAja ditengah masyarakat dan diakuinya memiliki visi yang sama yakni mengubah pola hidup masyarakat dalam bertransaksi.

“Kami melihat bahwa kehadiran LinkAja mengusung misi yang serupa dengan GO-PAY, sesama fintech tanah air, yaitu mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan uang tunai dan meningkatkan inklusi keuangan,” kata M dalam keterangan pers, Kamis (4/7/2019).

Budi mengungkapkan, kehadiran LinkAja menjadi platform penyedia uang digital ini sejalan dengan pihaknya. Karena itu keberadaannya harus disambut dengan baik dan bukan dianggap menjadi pesaing.
“Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk berkolaborasi antara Go-Pay dan LinkAja,” ungkapnya.

Selama ini, Go-Pay dikenal sebagai salah satu pemain besar dalam sektor bisnis ini bersama yang lainnya. Go-Pay merupakan uang elektronik atau dompet digital atau dompet virtual berupa saldo yang dapat digunakan untuk membayar berbagai layanan Go-Jek.

Tak hanya Go-Pay, sebelumnya Director of Enterprise Payment OVO Haryanto Gunawan, mengungkapkan pihaknya menyambut baik kehadiran LinkAja. Ia tidak mempersoalkan kehadiran LinkAja yang salama ini diprediksi mengambil pasar OVO. “Kami sangat welcome, selamat kepada teman-temen LinkAja,” kata Haryanto di Jakarta.

Haryanto menuturkan, hingga saat ini literasi dan penggunaan digital payment di Tanah Air masih cukup rendah. Ini dipengaruhi oleh infrastruktur yang belum begitu baik dihadirkan perusahaan layanan keuangan, baik bank maupun non-bank. Karena kehadiran LinkAja akan memberikan dampak positif pada aspek literasi maupun penggunaannya.

“Yang kita lihat di Indonesia ini untuk digital payment masih sangat rendah, mungkin sekitar 10 persen. Dari itu, 90 persen masih cash dominan, (OVO) masih punya market,” ujarnya.

Dia berharap, hadirnya LinkAja sebagai salah satu layanan keuangan berbasis elektronik bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya transaksi non tunai.

Sehingga penggunaan digital payment akan meningkat secara perlahan. LinkAja sendiri baru diluncurkan secara simbolis pada Minggu (30/6/2019) lalu di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Risman Septian

Previous articleJokowi Ingin Menteri Muda di Kabinet, Ini Kata Pengusaha
Next articleKapal Sering Terlambat, Kemenhub Evaluasi Penyelenggaraan Tol Laut

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here