Perkenalkan, Kopi HOAX yang Tidak Dapat Dipidana

Kopi HOAX. (dok. Instagram @jadoelkopi)

Jakarta, PONTAS.ID – Kabar hoax atau berita bohong belakangan menjadi isu yang paling panas dibicarakan di media, baik itu media massa maupun media sosial (medsos). Pemerintah bahkan menegaskan ancaman pidana bagi para pembuat atau penebar hoax.

Namun seorang pengusaha muda bernama Sofyan Hadiyanto menangkap isu tersebut menjadi peluang usaha kuliner yang kreatif. Dia berhasil memproduksi sebuah hoax yang tidak dapat dipidana oleh undang-undang manapun di negara ini.

Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan hoax hanya dijadikan sebagai nama salah satu produk olahan kopi pria yang memiliki Kedai Kopi Jalanin Doeloe (Jadoel) ini. Dinamakan Kopi HOAX lantaran tampilan dan rasanya sangat berbeda.

Saat Tim Redaksi PONTAS.id berkesempatan mencicipi, dari segi tampilan kopi ini menyerupai kopi hitam dengan busa diatasnya, sehingga mirip juga dengan minuman root beer. Ketika dicoba, rasa susu manis lah yang tercecap di lidah, meski di akhir terasa juga pahit kopinya.

Menikmati Kopi HOAX dengan cookies manis, cocok untuk menemani waktu istirahat anda. (dok. PONTAS.id)

Sofyan lantas bercerita, bahwa pada awalnya Kopi HOAX ini diproduksi secara tidak sengaja. Pada tahun 2018 dirinya diajak untuk mengikuti sebuah event yang diadakan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai, dan diminta untuk membawa 150 botol produk cold brew-nya.

“Tapi stok lagi habis, cuma punya 110 botol, sementara dikabarin 1 hari sebelum acara. Dan bikin 40 botol yang kurangnya itu sulit. Untuk produksi lagi, berarti harus nyari biji kopi lagi yang saat itu sedang susah. Gue cuma punya cold brew biang yang jadi andalan untuk bikin kopi susu,” kata Sofyan dikediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (17/5/2019).

Ditengah kebingungan, dia pun bereksperimen dengan mencampur sirup andalannya yang dibuat dengan resep rahasia, kedalam cold brew biang. Setelah di tes, pada awalnya Sofyan merasa rasa kopi tersebut sedikit aneh, tapi unik.

Tanpa ragu, dia lantas memproduksi 40 botol kopi campuran baru tersebut, lalu dibawa ke event yang diadakan oleh Dirjen Bea Cukai tadi. Mengejutkan, ternyata dalam event tersebut kopi campuran baru itulah yang disukai oleh para pengunjung.

Sofyan Hadiyanto bersama brand Jadoel Kopi-nya. (dok. Instagram @jadoelkopi)

“Gue bawa ke event itu, eh ternyata dia paling laku. Waktu itu kan belum ada namanya, pas ditanya namanya, saat itu gue cuma jawab ini namanya Sweet Black Coffee. Setelah event itu gue enggak pernah produksi lagi, apalagi dijadikan menu di kedai,” ujarnya.

Sekitar akhir 2018, salah seorang customer langganan yang menyambangi kedainya di samping Wisma BNI 46 Jakarta Pusat, mempertanyakan perihal produk atau menu baru. Sofyan pun menjawab sebenarnya ada, tetapi dia masih ragu apakah akan disukai atau tidak.

“Lalu gue bikinin deh buat dia yang datang berenam dengan teman-temannya. Waktu mereka coba, masing-masing bilang rasa yang beda-beda. Ada yang bilang coklat, mocca, root beer, kaya’ pake rum ya, kaya’ pake susu ya, kaya’ sarsaparila. Nah karena aneh-aneh komentarnya, tercetus lah nama hoax, akhirnya jadi menu,” tutur Sofyan.

Nah, bagi anda penikmat kopi yang penasaran ingin mencicipi seperti apa sih Kopi HOAX yang dibanderol dengan harga 18 ribu per gelas ini, bisa datang ke Kedai Kopi Jalanin Doeloe (Jadoel) di Taman Tenda 46, samping Wisma BNI 46, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat (Jakpus).

Tampilan sederhana Kedai Kopi Jalanin Doeloe di Taman Tenda 46, Jakarta Pusat. (dok. Instagram @jadoelkopi)

Selain Kopi HOAX dan Cold Brew, kedai kopi tersebut sebenarnya memiliki menu-menu lainnya yang semuanya menjadi unggulan. Mulai dari Manual Brew, Caramello, Despasitoe, Avocoffee, Red Velvet, Taro, Green Tea Latte, Vietnam Drip, Espresso, Kopi Susu, KopiLatte, Kapucinno, hingga Kopi Tubruk. Harganya pun berkisar dari 10 ribu hingga 28 ribu per gelasnya.

Selain di Taman Tenda 46, Sofyan juga memiliki cabang Kedai Kopi Jadoel di Kantor BNI Pejompongan dan Kantor BNI BSD Serpong. Dia mengaku hingga saat ini memang baru mampu ‘bermain’ di sektor UMKM, dengan membuka kedai di kantin-kantin perkantoran.

Keterbatasan dana pribadi hingga pengalaman pahit yang dialaminya sejak mulai merintis usaha kopi ini pada 2017 lalu, yang membuatnya harus menerima kerugian hingga ratusan juta rupiah, mengajari Sofyan untuk lebih berhati-hati dalam mengembangkan sayap usahanya.

“Target di 2019 ini gue lagi mau urus paten dulu ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Terus mencoba mendalami digital marketing, saat ini kita baru punya Instagram @jadoelkopi. Dibanding brand kopi lain yang sudah tenar, gue enggak ada apa-apanya. Tapi kalau soal taste, signature ciptaan gue boleh diadu,” tukas dia.

Penulis: Risman Septian
Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleKemenpar: ISTC sebagai Instrumen Pengontrol Dampak Sosial Kepariwisataan
Next articleMenpar: Kabupaten Bandung Potensial Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here