CAEXPO 2018, Kemendag Gencarkan Penetrasi Pasar Ekspor di China

Nanning, PONTAS.ID – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menggencarkan penetrasi pasar ekspor di kawasan China. Salah satunya dengan kembali memamerkan potensi produk unggulan dan budaya khas nusantara ke panggung dunia melalui pameran bertaraf internasional ‘The 15th China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2018’.

Pameran yang mengusung tema ‘Jointly Building The 21st Century Maritime Silk Road, Forging A China-ASEAN Community of Innovation’ ini diselenggarakan pada 12-15 September 2018 di International Convention and Exhibition, Nanning, China.

“Keikutsertaan Kemendag pada CAEXPO merupakan salah satu upaya peningkatan akses pasar ke China sebagai negara tujuan ekspor. Partisipasi rutin Indonesia dalam CAEXPO menjadi komitmen kami untuk menjalin kerja sama perdagangan dengan China dan negara ASEAN lainnya,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Arlinda dalam keterangannya, Rabu (12/9/2018).

Tahun ini, Indonesia menghadirkan dua paviliun, yaitu Paviliun Komoditi dan Paviliun Nasional (City of Charm). Paviliun Komoditi diikuti sebanyak 66 pelaku usaha Indonesia yang menampilkan produk diantaranya furnitur, makanan dan minuman, fesyen, aksesori dan perhiasan, dekorasi rumah dan barang konsumsi, produk herbal dan kecantikan, serta spa. Paviliun ini menempati area dengan luas 2.160 meter persegi.

Sedangkan Paviliun Nasional mengangkat Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menjadi City of Charm Indonesia untuk mempromosikan keberagaman budaya Indonesia. Sumatra Barat memiliki potensi pariwisata, ekonomi, dan investasi. Potensi pariwasata yang ditawarkan mulai dari wisata bahari, wisata budaya, dan wisata lingkungan.

Selain itu, Sumbar juga mempunyai kuliner khas yang sudah mendunia, yaitu rendang. Kantor berita CNN Internasional bahkan menobatkan rendang sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN pada tahun 2017.

Paviliun Nasional berada di hall City of Charm nomor 7 dan dibangun di atas lahan seluas 108 meter persegi. Untuk memeriahkan acara, Pemerintah Daerah (Pemda) Sumbar menampilkan pagelaran budaya berbagai seni tari, yaitu Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Bersuka Ria, Tari Payuang, Tari Indang, dan Tari Calambuak. Paviliun Nasional juga akan menampilkan ikon dan produk unggulan Sumbar seperti jam gadang dan songket.

Selain memamerkan produk, lanjut Arlinda, Kemendag juga akan menyelenggarakan ‘Indonesia Trade and Investment Forum’ pada 13 September 2018. Acara ini menghadirkan Gubernur Provinsi Sumbar, Irwan Prayitno sebagai narasumber yang memaparkan peluang kerja sama perdagangan, investasi, dan pariwisata di Sumbar.

“Kami mengajak seluruh pengunjung pameran CAEXPO untuk mengenal Indonesia lebih dekat dengan mengunjungi kedua paviliun Indonesia dan mengikuti ‘Indonesia Trade and Investment Forum’,” ungkap Arlinda.

Selama pameran berlangsung, perusahaan Indonesia, Pacific Construction Group juga akan menandatangani nota kerja sama dengan perusahaan asal China, Famindo International Sentral Teknologi. Perusahaan China ini bergerak di bidang konstruksi seperti pembangunan konstruksi di kawasan industri, pembangkit listrik tenaga uap, pelabuhan air dalam, dan fasilitas terkait perumahan.

Sebelumnya, pada CAEXPO 2017, Indonesia berhasil mencatat transaksi senilai 2,61 juta dolar AS. Pameran diikuti oleh 52 orang dan dikunjungi lebih dari 20 ribu orang. Sedangkan pada tahun 2014, Indonesia berhasil mencapai puncak keberhasilan dengan transaksi yang tercatat senilai 6,5 juta dolar AS.

“Perolehan transaksi yang berhasil dicapai Indonesia pada 10 tahun terakhir cukup fluktuatif dengan tren kenaikan sebesar 22 persen setiap tahunnya,” imbuh Arlinda.

Hubungan Perdagangan Indonesia-China

Nilai perdagangan Indonesia-China hingga Juni 2018 mencapai 34,05 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor sebesar 13,35 miliar dolar AS dan impor senilai 20,70 miliar dolar AS. Sementara itu, total perdagangan Indonesia-China pada 2017 tercatat sebesar 58,85 miliar dolar AS. Indonesia mengalami neraca perdagangan yang defisit dengan China yang hampir seluruhnya berasal dari sektor nonmigas sebesar 12,68 miliar dolar AS.

Untuk ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sejumlah 21,35 miliar dolar AS, sedangkan impor nonmigas Indonesia dari China tercatat senilai 35,51 miliar dolar AS. Adapun perkembangan ekspor nonmigas Indonesia ke China tahun 2013-2017 tercatat turun 0,78 persen.

China merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia pada tahun 2017. China juga merupakan investor terbesar ke-3 di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 3,36 miliar dolar AS. Produk ekspor nonmigas utama Indonesia ke China antara lain batu bara, minyak kelapa sawit, olahan serbuk kayu, dan tembaga.

Sedangkan untuk produk impor nonmigas terbesar dari China antara lain komponen telepon, mesin pengolahan data otomatis digital dalam bentuk portable, serta komponen yang digunakan untuk transmisi radio, radar, radio navigasi, dan modem untuk televisi.

Editor: Risman Septian

Previous articlePAN Berharap Gatot Nurmantyo Masuk Timses Prabowo-Sandiaga
Next articleLSI Analogikan Pemilu 2019 Seperti Liga Champions

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here