Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki 737 unit pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dibangun sejak 2011 hingga 2017 dengan total anggaran mencapai Rp 3,375 triliun.
Saat ini, terdapat 68 unit pembangkit senilai Rp 305 miliar yang masih mengalami kendala pengoperasian dan membutuhkan perbaikan, papar Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
“Pembangkit EBT ini sebenarnya hampir semuanya selesai dibangun. Namun dalam waktu pengoperasiannya sekarang ada yang rusak rusak ringan dan rusak berat dan harus segera diperbaiki. Nantinya setelah diperbaiki, akan diputuskan untuk dioperasikan oleh PLN,” terang Jonan.
Jonan juga menjelaskan, pada tahun 2018 ini Kementerian ESDM telah menganggarkan pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat saja, dimana pengoperasiannya bisa mandiri oleh penduduk setempat.
“Untuk PLTMH sebagian besar telah diserahkan kepada PLN sebagai investasi. Hal ini dilakukan mengingat jumlah orang yang dapat mengoperasikan (PLTMH) masih sedikit sekali,” kata Jonan.
Jonan memerinci ke-68 pembangkit tersebut antara lain, PLT Bayu sebanyak 4 unit, PLT Hybrid Surya-Angin 3 unit, PLTMH 5 unit, PLTS interkoneksi 4 unit dan PLTS terpusat 52 unit.
Editor: Hendrik JS