Medan, PONTAS.ID – Masyarakat Kota Balige, Tobasa, menaruh harapan besar pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Edy Rahmyadi-Musa Rajekshah (Eramas) dapat membawa Sumatera Utara kembali ke masa keemasan sebagai provinsi yang berdaya saing dan unggul di segala bidang. Hal itu terungkap saat calon Gubernur Sumut nomor urut satu, Edy Rahmayadi didampingi sang istri, Nahwal Lubis berdialog dengan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh Pemuda di Balige, Jumat (23/3/18).
Dialog yang digelar di pinggiran danau, tepatnya di Jalan Pemandian, berlangsung cair dan berjalan dua arah. Selain membahas soal visi dan misi yang diusung pasangan Eramas, warga juga berharap paslon ini mampu menyejahterakan masyarakat Sumut.
Persoalan kesejahteraan menjadi perhatian Edy. Bukan tanpa alasan, berdasarkan survei provinsi tingkat kenyamanan hidup, Provinsi Sumut ada di urutan ke-33 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Posisinya hanya setingkat di atas Papua dan satu tingkat di bawah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Dengan kekayaan alam yang dimiliki Sumut, saya pikir ini sudah tidak benar. Saya prihatin dengan kondisi Provinsi Sumut yang terus tertinggal dari provinsi lain. Untuk itulah saya rela melepas jabatan dan karir sebagai Pangkostrad untuk membenahi kampung besar saya, Sumatera Utara,” kata Edy.
Dia mengungkapkan, isu sosial dengan mengatasnamakan agama yang sengaja dimunculkan oknum tak bertanggungjawab, disebutnya sebagai bentuk kemunduran demokrasi. Sebab itu dia berharap, masyarakat tidak terpancing dengan isu murahan kalau calon kepala daerah yang patut dipilih harus yang seagama.
“Saya sempat mendengar kabar, karena saya Muslim tak patut dipilih oleh masyarakat yang di luar agama saya. Ini sebuah kemunduran demokrasi. Saya ini mau jadi pimpin Sumut, bukan jadi pemimpin agama. Saya heran, kenapa ada orang-orang yang berpikiran sempit dan menghasut demi mendapatkan keuntungan pribadi,” ujarnya.
Edy pun mengajak masyarakat yang hadir untuk berani jujur menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran di atas segala kepentingan kelompok. Jujur dan berani berubah ke arah yang lebih baik untuk bersama-sama memperjuangkan Sumut Bermatabat yang menjadi slogan pasangan Eramas.
“Kenapa sekarang ini perbedaan keyakinan dan agama dipersoalkan. Bukankah sejak zaman ompung-ompung kita dulu damai-damai saja. Ini yang harus diubah. Jangan gara-gara perbedaan yang ada, kita jadi terkotak-kotak. Sementara ada perjuangan yang lebih mulia untuk mengembalikan martabat Sumut. Ingat saudara-saudaraku, agama itu ada untuk menciptakan kedamaian di muka bumi ini,” tuturnya.