Jakarta, PONTAS.ID – Kinerja industri pasar modal pada 2018 mendatang diperkirakan tetap positif meski dibayangi sejumlah tantangan. Tetap terjaganya pengembangan infrastruktur serta stabilitas politik dan keamanan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor kunci bagi industri pasar modal.
“Ada beberapa agenda yang menjadi perhatian pasar, dan cukup menantang dari eksternal, namun saya percaya pasar modal masih positif didukung ekonomi nasional,” jelas Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (29/12/2017).
Optimisme ini kata dia, diperkuat dengan peringkat Indonesia yang naik menjadi BBB (triple B) dengan outlook stabil oleh Fitch Rating, menunjukan tata kelola perekonomian nasional yang semakin membaik.
Tito Sulistio menambahkan, sentimen eksternal yang menjadi perhatian pasar adalah agenda 2018 pemeringkat dunia seperti Standard and Poor`s (S&P) yang akan melakukan penilaian terhadap negara dunia mengenai “cash flow” suatu negara.
Selain itu, tantangan juga datang dari penilaian Morgan Stanley Capital International (MSCI), yang menjadi salah satu tolak ukur bagi investor asing maupun manajer investasi untuk menempatkan dananya di pasar saham suatu negara. Kemudian, tantangan terkait sentimen pelepasan saham perusahaan minyak dan gas Arab Saudi, Aramco.
“Arab Saudi mulai bergerak, Tiongkok mulai membuka diri dengan membuka saham seri A di bursa Shanghai dan Beijing, situasi itu dapat mendilusi bobot MSCI. Selain itu, Filipina dan Vietnam juga berkembang. Ini tantangan bagi kita,” kata dia.
Soal pelaksanaan Pilkada serentak 2018 mendatang, Tito Sulistio optimis agenda politik itu akan berjalan kondusif serta tidak mengganggu aktivitas industri pasar modal.
Dia menambahkan, sejumlah perusahaan, termasuk anak usaha BUMN juga telah bersiap untuk mencatatkan sahamnya di BEI.
“Memang banyak yang bilang situasi politik dapat mengganggu, namun sebenernya politik tidak mempengaruhi pasar modal. Apalagi pada tahun depan akan banyak anak perusahaan BUMN, start up (perusahaan rintisan), dan perusahaan yang besar yang akan mencatatkan saham pada tahun depan. Minimum 35 perusahaan.,” katanya.
Editor: Hendrik JS