DPR Bangga Keikutsertaan Perempuan di Pilkada Serentak 2018 Meningkat

Ilsutrasi Keterwakilan Perempuan

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengapresiasi peningkatan keikutsertaan perempuan dalam Pilkada Serentak 2018 yang secara kuantitatif mengalami peningkatan.

Dia memandang, dengan keterlibatan perempuan di bidang politik, menjadi harapan semakin besarnya keterwakilan perempuan dalam memperjuangkan isu-isu perempuan kedepan.

“Adanya peningkatan partisipasi kaum perempuan di Pilkada Serentak tahun ini dibanding Pilkada sebelumnya, tentu harus diapreasiasi. Hal ini menunjukkan bahwa sudah munculnya kesadaran bahwa kaum perempuan juga bisa tampil di ruang politik, dan berjuang dalam berbagai isu perempuan,” kata Taufik dalam keterangan pers, Jumat (29/6/2018).

Diketahui, keikutsertaan kandidat dari kaum hawa, baik calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah pada Pilkada 2018 ini mengalami peningkatan menjadi 8,89 persen atau 101 calon perempuan dari total 1.140 kandidat.

Sementara itu, keeterwakilan perempuan pada Pilkada 2015 hanya 7,47 persen dan 7,17 persen pada Pilkada 2017.

Namun, Taufik berharap keterlibatan perempuan dalam politik, baik di eksekutif maupun legislatif ke depannya terus meningkat. Bukan hanya pada pencalonan, namun juga dari sisi peningkatan kemenangan untuk menjadi kepala daerah, ataupun anggota legislatif.

“Kedepannya, kita berharap partisipasi perempuan terhadap dunia politik semakin besar. Kehadiran mereka, menjadi representasi kepentingan perempuan dalam berbagai isu. Kita harapkan juga ketika mereka mencalonkan diri, persoalan tentang perempuan juga menjadi perhatian, bukan hanya saat kampanye, tapi ketika sudah terpilih,” harap Waketum PAN itu.

Hal senada juga dikatakan Anggota DPR Fraksi PPP Okky Asokawati mengaku bangga akan adanya peningkatan jumlah kandidat cakada untuk perempuan di Pilkada 2018.

Pasalnya, jumlah perempuan yang menjadi kandidat calon kepala daerah maupun calon wakil kepala daerah di semua tingkatan sebesar 8,89% (101 calon perempuan dari total 1.136 kandidat).

“Melihat data Pilkada serentak sebelumnya, tren kemenangan kandidat perempuan mengalami peningkatan dari 28% di pilkada serentak 2015 menjadi 31% keterpilihan kandidat perempuan di pilkada serentak 2017 lalu,” kata Okky saat dihubungi.

Dijelaskan Okky, dari 17 pilgub yang digelar setidaknya terdapat tiga figur perempuan yang unggul suaranya baik sebagai calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah. Yakni Khofifah Indar Parawansa untuk Cagub di Pilgub Jatim, Chusnunia Halim untuk Cawagub Lampung dan Siti Rohmi Djalilah untuk Cawagub NTB.

“Saya menyampaikan selamat kepada para ibu yang unggul versi hitung cepat ini,” ujar politisi PPP ini.

Menurut Okky, jika melihat latar belakang kandidat perempuan yang muncul dalam perhelatan pilkada serentak tahun 2018 ini, sebanyak 43% merupakan kader partai, 39% mantan anggota parlemen dan 39% memiliki kekerabatan dengan pimpinan partai atau kepala daerah.

Dari data tersebut dapat dijadikan rujukan bagi pimpinan partai politik untuk meningkatkan keterlibatan perempuan di partai politik dengan menempatkan dalam posisi penting yang tidak sekadar sebagai aksesori politik.

“Lebih dari itu, penempatan perempuan sebagai anggota legislatif baik di tingkat daerah maupun pusat, menjadi cara efektif untuk menjadi pintu bagi politisi perempuan untuk mengisi pos di eksekutif sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah,”ujar mantan model ini.

Kata Okky, kandati kandidat perempuan dalam pilkada ini tidak dominan, namun harapannya persoalan tentang perempuan yang terjadi di daerah harus tetap menjadi perhatian kandidat terpilih.

“Persoalan kesehatan ibu dan anak, keterlibatan perempuan di sektor ekonomi, perlindungan perempuan dari potensi kekerasan, harus menjadi perhatian kepala daerah terpilih,”ujarnya.

Secara umum, kata Okky, dibutuhkan perubahan kultur dan persepsi atas keberadaan politisi perempuan yang mengisi pos-pos di jabatan publik baik di eksekutif maupun legislatif.

“Kesadaran pentingnya perempuan untuk tampil di ruang publik politik harus senantiasa ditumbuhkan oleh seluruh stakeholder baik pemerintah, partai politik, termasuk kalangan perempuan sendiri,” tegasnya.

Peneliti Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mencatat, partisipasi perempuan mencapai 7,47 persen di Pilkada 2015 dan 7,17 persen di Pilkada 2017. Di Pilkada 2015, ada 123 perempuan dari 1.646 yang memenuhi syarat sebagai calon kepala daerah. Sementara di Pilkada 2017 ada 48 perempuan dari 670 pendaftar bakal calon kepala daerah.

Pada Pilkada 2018 ini, ada 49 perempuan mendaftar menjadi calon kepala daerah, dimana ada dua orang perempuan mendaftar jadi calon gubernur. Kemudian, 31 orang mendaftar jadi calon bupati dan 16 orang mendaftar sebagai calon wali kota.

Selain itu, 28 orang mencalonkan diri jadi wakil bupati dan 18 orang mencalonkan diri jadi wakil wali kota.

Previous articleTinggi Kolom Abu 2.500 Meter, Gunung Agung Masih Status Siaga
Next articleBandara Ngurah Rai Lakukan Evaluasi Setiap Dua Jam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here