Jakarta, PONTAS.ID – Hasil survei nasional yang dilakukan oleh Organisasi Kesejahteraan Rakyat (ORKESTRA), menunjukkan elektabiltas Gerindra ungguli PDIP, sementara elektabilitas Demokrat semakin menurun dan Golkar semakin jeblok. Gerindra menjadi partai pilihan publik dan mampu menggesar elektabilitas PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014.
“Ketika responden diajukan pertanyaan jika Pemilu dilaksanakan hari ini anda akan memilih partai apa? Responden sebagian besar memilih Geindra, disusul kemudian PDIP, Partai Demokrat, dan Golkar,” ungkap Ketua Umum Orkestra, Poempida Hidayatulloh, melalui keterangan tertulis yang diterima PONTAS.id, Minggu (3/12/2017).
Dijelaskan Poempida, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan peta kecenderungan pemilih dibanding Pemilu 2014.
Pada Pemilu 2014 PDIP menjadi pemenang Pemilu dengan perolehan suara 18,95%. Pemilu 2019 mendatang memungkinkan terjadi perseteruan sengit tiga parpol besar yaitu Gerindra, PDIP dan Demokrat, “Gerindra memiliki peluang besar memenangkan Pileg 2019,” tuturnya.
Partai Kritis
Menurut Poempida, jika tidak ada kesalahan besar yang dilakukan Gerindra dan mampu merawat basis pendukung sementara tidak ada inovasi cemerlang yang dibuat oleh partai lain, dipastikan Gerindra akan mengukir sejarah dengan menjadi pemenang pemilu 2019.
Gerindra kata dia, diminati secara luas dan dari beragam segmen pemilih baik dari sisi geografi, ekonomi, pendidikan dan usia pemilih. Secara geografis, dukungan terhadap Gerindra merata di seluruh Provinsi di Indonesia.
Gerindra juga menjadi pilihan bagi kalangan ekonomi atas dan bawah, dari aspek pendidikan juga merata ke responden pendidikan rendah dan tinggi, “Dari aspek usia Gerindra juga mampu merebut kalangan anak-anak muda, dewasa, dan orang tua,” imbuhnya.
Ditambahkan Poempida bahwa fenomena tersebut tidak lepas dari peran Gerindra yang menempatkan diri sebagai partai yang bersikap kritis terhadap pemerintah, “Isu mengenai UU Ormas cukup menggerus suara PDIP dan melambungkan partai Gerindra, ditambah dengan Pilkada DKI 2017 dengan rentetan isu-isu penting tentang kepemimpinan muslim cukup merebut simpati publik yang mayoritas muslim,” tutupnya.
Survei Okestra ini mengambil sampel sepenuhnya secara acak (probability sampling), menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap Provinsi.
Responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun, dengan didasarkan pada aspek gender, geografi, sosio kultural dan sosio ekonomi, dan ideologi politik responden.
Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dengan Margin of error sebesar ± 3%. Pengumpulan data dilakukan wawancara langsung tatap muka dengan panduan kuesioner oleh surveyor yang tersebar di seluruh Provinsi.
Editor: Hendrik JS