Kraton Majapahit Jakarta Jadi Bentuk Kebangkitan Budaya Bangsa

Jakarta, PONTAS.ID – Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi peresmian Kraton Majapahit Jakarta yang digagas mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono. Menurutnya, Kraton Majapahit Jakarta menjadi gelombang kebangkitan nasional di bidang kebudayaan sekaligus membangun kepribadian bangsa yang berdaulat di bidang politik dan mandiri di bidang ekonomi nasional.

“Kraton Majapahit Jakarta yang berada di daerah Cipayung Jakarta Timur ini merupakan replika dari sebagian Istana Raja Majapahit yang pernah ada di Jawa Timur pada tahun 1292-1526 M. Memiliki sejumlah fasilitas layaknya Kraton Majapahit sebenarnya. Antara lain, Taman Madakaripura, Pendopo Maharaja Hayam Wuruk, Balairung Mahapatih Gajah Mada dan Alun-Alun Wilwatikta,” ujar Bamsoet, Rabu (8/5/2024)

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, yakni menantu dari Kertanegara yang merupakan raja terakhir Singasari. Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan Hindu Budha terbesar di Indonesia yang berdiri pada abad ke 13 hingga abad ke 16 masehi dengan wilayah kekuasaan mencapai hampir seluruh nusantara.

Adapun masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada di tahun 1350-1389 menjadi puncak kejayaan Kerajaan Majapahit. Saat pemerintahan Hayam Wuruk, lanjut Bamsoet, Majapahit mampu mempersatukan Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan beberapa wilayah Filipina.

“Kraton Majapahit Jakarta merupakan replika dari sebagian Istana Raja Majapahit yang pernah ada di Jawa Timur pada tahun 1292-1526 M. Melalui Kraton Majapahit Jakarta, kejayaan Kerajaan Majapahit kembali coba ditampilkan sebagai salah satu bukti bahwa kita adalah bangsa yang besar serta memiliki budaya yang kuat,” jelas Bamsoet.

Bamsoet menilai keberadaan Kraton Majapahit Jakarta sangat dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia untuk mempelajari sejarah bangsa. Terlebih, saat ini nilai-nilai global menghadirkan tantangan bagi eksistensi nilai-nilai kearifan lokal dan budaya bangsa.

“Penting bagi kita semua untuk bersama membangun ketahanan budaya bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menjadi pintu masuk bagi paham-paham dan budaya asing. Jika tidak disikapi dengan sungguh-sungguh, maka bukan tidak mungkin, ketahanan budaya kita akan semakin rapuh. Lambat laun kita akan kehilangan satu demi satu akar kebudayaan kita,” ucapnya.

Pada acara peresmian tersebut, Bamseot juga mendukung pernyataan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto. Dalam kesempatan ini, Prabowo menyebut akan merangkul semua unsur yang bisa diajak berkawan dalam pemerintahannya ke depan.

Sebagai informasi, turut hadir pada kegiatan ini, antara lain Wakil Presiden RI ke-6 Tri Sutrisno, mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono.

Hadir pula mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar, mantan Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, Mantan Ketua Mahkamah Konsitusi Jimly Asshiddiqie, Wakil Ketua Umum Parai Gelora Fahri Hamzah dan mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung.

 

Previous articleJazilul Fawaid Dorong Santri Sunanul Muhtadin Kuliah di Mesir
Next articleMPR Dorong Para Hafiz Amalkan Ajaran Al-Qur’an untuk Bangun Bangsa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here