Jakarta, PONTAS.ID – Perum Bulog, membantah melakukan penggelembungan harga beras impor, menyusul polemik seputar laporan ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) terhadap lembaga ini.
“Tidak benar. Kami menyayangkan tuduhan tersebut,” kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, dalam keterangan tertulisnya kepada PONTAS.id, Senin (8/7/2024).
Sebelumnya, Studi Demokrasi Rakyat (SDR) melaporkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog ke KPK atas dugaan menaikkan harga atau mark up beras impor dari perusahaan di Vietnam, Tan Long Group.
Mokhamad Suyamto mengungkapkan, perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan memberikan penawaran beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding (proses lelang) tahun 2024 dibuka. “Jadi tidak memiliki keterikatan kontrak impor dengan kami pada tahun ini,” ucapnya.
Tidak Ikut Lelang
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso menganalogikan harga pasar beras berada di Rp.12.000/Kg. “Yang tak pernah ikut proses lelang mendadak mengaku bisa menjual beras dengan harga Rp.5.000/Kg, tapi tak pernah berniat menjual dan mengirimkan barang tersebut,” kata Widiarso.
Kemudian lanjut Widiarso, perusahaan tersebut malah membatalkan keikutsertaanya pada lelang terbuka.
“Jika saja tetap mengikuti lelang terbuka dan menawarkan harga tersebut tetapi gagal dalam menyerahkan barang, maka mereka pasti akan kami kenai denda berupa prosentase dari nilai kontrak,” tegasnya.
“Sangatlah mudah untuk mengeklaim telah menawarkan harga murah, bila barangnya tidak nyata dan tidak pernah diserahkan,” tambah Widiarso.
Rusak Reputasi
Demikian juga dengan Direktur Transformasi & Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog, Sonya Mamoriska, menambahkan, akibat laporan yang berusaha membentuk opini buruk di masyarakat tanpa berbasis fakta. “Hal ini telah membuat Perum Bulog menjadi korban serta akan merugikan reputasi perusahaan,” kata Sonya.
Perum Bulog lanjut Sonya, saat ini sedang giat berbenah diri melalui transformasi di semua lini bisnis yang dilakukan, “Sesuai dengan ke-4 visi transformasi kami yaitu kepemimpinan, kepercayaan, pelayanan terbaik dan kesejahteraan masyarakat,” ucap nya.
Dijelaskan Sonya, saat ini, Perum Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras dari Kementerian Perdagangan, sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024. Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah impor sudah mencapai 2,2 juta ton.
Impor dilakukan oleh Perum BULOG secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.
“Sampai akhir Juni, Perum Bulog telah menyerap 800 ribu ton beras dalam negeri dan optimis bisa menyerap 1 juta ton beras, melebihi dari target pemerintah,” pungkasnya.
Penulis: Pahala Simanjuntak
Editor: Rahmat Mauliady