Jakarta, PONTAS.ID – Menyongsong hadirnya Holding Ultra Mikro, PT Pegadaian (Persero) siap mengoptimalkan sinergi jaringan digital dan gerai layanan (co-location) pada semester II tahun ini, bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sebagai induk dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian Ninis Kesuma Adriani menyampaikan saat ini beberapa strategi terkait holding sedang digarap antara lain kerjasama dalam bentuk perluasan jaringan dengan sistem sinergi gerai atau co-location.
“Selain itu, kami juga akan lakukan sinergi aplikasi berbasis digital untuk kemudahan nasabah dalam mengakses seluruh produk dan layanan dalam ekosistem holding ultra mikro,” katanya, Kamis (5/8/2021)..
Ninis menyampaikan, melalui integrasi tersebut harapannya kinerja perseroan akan terjaga positif pada paruh kedua tahun ini. Terlebih di masa pandemi Covid-19 kondisi pasar memang cukup menantang.
Untuk itu, Ninis mengungkapkan Pegadaian akan menerapkan strategi pendukung seperti shifting kegiatan pemasaran dan penjualan secara daring melalui webinar. Harapannya langkah perseroan dapat selaras dengan konsep besar Holding Ultra Mikro (UMi).
Perseroan pun akan mengoptimalkan pasar instansi kelembagaan atau business to business (B2B). Optimalisasi pasar di sektor tersebut perlu ditempuh agar produk yang sesuai dengan kondisi saat ini seperti program Gadai Harian dapat terus berkembang.
“Kami juga akan masih tetap mengoptimalkan transaksi di aplikasi Pegadaian Digital,” katanya.
Senada, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan kendati adanya integrasi ekosistem ultra mikro bersama BRI dan PNM, perseroan masih menyasar target kinerja yang sama tahun ini.
Menurutnya, kondisi ekonomi segmen mikro paruh kedua tahun ini belum dapat menunjukkan performa lebih baik dari tahun lalu, meski sudah akan ada pelonggaran mobilitas.
Harapannya, melalui integrasi holding kinerja diproyeksikan tetap positif, kendati masih konservatif.
“Sepertinya (kondisi) tidak sebaik tahun lalu. Masih banyak tantangannya. Ekspansi kami masih pakai RKAP awal tahun,” katanya.
Adapun tahun depan, Harianto menyampaikan akan ada penyesuaian target kinerja yang diproyeksikan lebih agresif. Hal itu seiring dengan harapan sudah berjalannya integrasi bersama BRI dan PNM dalam holding UMi.
“Integrasi yang saat ini diakselerasi, ada di jaringan co-location, dan teknologi informasi. Tim bisnis juga terus melakukan kajian tim bersama manajemen office,” imbuhnya.
Sebagai gambaran, pada 2020, pendapatan usaha Pegadaian meningkat 24,27% dibandingkan dengan 2019, yaitu dari Rp17,67 triliun menjadi Rp 21,96 triliun.
Adapun laba bersih pada 2020 mencapai Rp2,02 triliun. Pegadaian pun mencatatkan kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp 154 miliar pada 2019 menjadi Rp 2,12 triliun pada 2020.
Outstanding loan Pegadaian tumbuh 5% pada 2020 menjadi Rp54,7 triliun, dari Rp 50,4 triliun tahun sebelumnya.
Khusus produk gadai, pada 2020 tumbuh 20,6% secara year on year atau menjadi Rp48,6 triliun. Pegadaian pun bisa menjaga NPL dalam persentase yang cukup baik pada 2020 yaitu 1,01%.
Sementara itu, untuk jaringan pelayanan Pegadaian diperkuat dengan 1 kantor pusat, 12 kantor wilayah, 59 kantor area, 642 kantor cabang, 3.579 kantor unit pelayanan cabang, 29 gerai The Gade Coffee and Gold serta 14 Bank Sampah.
Penulis: Luki Herdian
Editor: Pahala Simanjuntak