Kehadiran Holding Ultra Mikro Beri Efek Domino Penyerapan Tenaga Kerja

Kantor Bank BRI
Kantor Bank BRI

Jakarta, PONTAS.ID – Kehadiran Holding Ultra Mikro yang melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) diyakini memberikan efek domino pada penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.

Direktur Pusat Kajian Komunikasi dan Ekonomi Digital (Puskom Digi) Yama Sumbodo mengatakan dengan lahirnya Holding Ultra Mikro pasca aksi korporasi rights issue BRI, ke depan beragam produk layanan jasa keuangan akan mampu dihadirkan dengan jangkauan dan akses yang lebih luas.

Dengan demikian harapannya pertumbuhan bisnis pelaku usaha kecil akan semakin masif dan kuat. Hal tersebut dinilai dapat berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja.

“Kehadiran holding [Ultra Mikro] yang baru ini tentu kita harapkan ada efek dominonya terhadap serapan tenaga kerja. UMKM tumbuh artinya skala bisnisnya makin besar, ada peluang untuk berkembang, baik dari sisi pengembangan usaha maupun tenaga kerjanya,” tuturnya, Jumat (30/7/2021).

Seperti diketahui, holding tersebut segera terbentuk setelah RUPSLB digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pada Kamis (22/7/2021) BRI mendapatkan persetujuan rights issue dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dari mayoritas pemegang saham.

Melalui PMHMETD pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kepada BRI melalui mekanisme inbreng. Dana hasil dari aksi korporasi itu diantaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding Ultra Mikro.

Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, Yama menyebut sekitar 97% tenaga kerja berada di sektor UMKM termasuk usaha ultra mikro di dalamnya.

Dia pun merujuk data dari kementerian yang sama bahwa total kredit perbankan untuk sektor UMKM baru mencapai 19,97%.

Di sisi lain, 90% lebih usaha di Indonesia masih masuk dalam kategori kecil dan menengah. “Sehingga Holding Ultra Mikro ini diharapkan mengisi ruang-ruang yang belum dijamah lembaga-lembaga keuangan lain,” ujar Yama yang juga dosen di Universitas Ibnu Khaldun itu.

Yama menambahkan, holding ini bakal menjadi jembatan bagi usaha ultra mikro maupun UMKM untuk naik ke level bisnis yang lebih tinggi alias naik kelas. Itu tak lepas dari pendekatan dan model bisnis yang akan dijalankan masing-masing perusahaan pelat merah tersebut.

Seperti diketahui, BRI, Pegadaian dan PNM bukan hanya mampu menyalurkan dana kepada masyarakat tataran bawah untuk pengembangan usaha, namun juga disertai pembinaan dan pemantauan keberhasilan usaha.

Oleh karena itu, Yama meyakini integrasi ini dapat meningkatkan kinerja dan sinergi perseroan yang terlibat. Bahkan, dia menilai holding tak akan menghilangkan keunikan produk dan fokus bisnis BRI, Pegadaian maupun PNM.

“Justru yang terjadi adalah perluasan akses pasar, konsumen, dan keuntungan. Kita harap UMKM terus tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.

“Satu lagi yang terpenting adalah kultur dan budaya yang selama ini terbangun di BRI, Pegadaian, dan PNM harus dipertahankan. Sudah solid. Tinggal diintegrasikan dan dibenahi aspek-aspek minornya,” tegasnya.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Riana

Previous articleSakit, Ketua DPRD Kabupaten Tegal Resmi Diganti
Next articleSidak Vaksinasi Pedagang Tanah Abang, Ini Kata Pimpinan DPR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here