Alih Kelola Blok Rokan, Pertamina Sebaiknya Lakukan Ini

Blok Rokan

Jakarta, PONTAS.ID –  PT Pertamina (Persero) saat ini tengah mempersiapkan alih kelola Blok Rokan, yang akan mulai dioperasikan melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada Agustus 2021.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengatakan, agar alih kelola lancar dan produksi tetap terjaga, Pertamina perlu berkolaborasi dan memperkuat sumber daya manusia (SDM) sehingga pengelolaan blok Rokan berkontribusi maksimal.

Selain itu, kata dia, perlu investasi dan penggunaan teknologi pengeboran terkini untuk mencari sumur baru sekaligus mengerek produksi sumur eksisting.

“Kalau perlu beberapa pimpinan proyek blok Rokan dipakai untuk sementara, dengan tujuan mempertahankan produksi,” kata Fahmy, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (23/3/2021).

Fahmy juga menuturkan, penting juga dilakukan, yaitu proses transfer teknologi yang transparan dan benar-benar mampu diterapkan dalam mengelola blok Rokan. Apalagi, blok Rokan salah satu penyumbang yang cukup besar dari total produksi migas nasional.

Jika produksi turun, tentu saja akan pengaruh ke target produksi migas nasional. Tak kalah penting, perlu investasi untuk juga mencari sumur baru sekaligus mengerek produksi sumur eksisting.

“Sementara waktu gunakan pimpro Rokan tadi, untuk alih teknologi, gunakan juga teknologi EOR, teknologi yang dipakai Rokan juga harus digunakan Pertamina,” tutur Fahmy.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan, RP Yudantoro, dalam keterangan tertulis menyampaikan jelang alih kelola, pihaknya melakukan koordinasi secara intensif bersama SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Terutama untuk transisi sembilan bidang utama demi menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan operasi dan kegiatan rutin pasca blok dioperasikan oleh PHR.

Sembilan bidang utama transisi Rokan meliputi drilling work over, pasokan listrik dan uap, kontrak dan SCM, IT dan petroteknikal, data transfer, human capital, SOP dan perizinan, chemical EOR, serta Lingkungan dan ASR (abandonment and site restoration).

Blok Rokan adalah blok yang secara natural sudah mengalami penurunan produksi. Untuk itu, kata dia, upaya menahan laju penurunan merupakan paling krusial. Selain pengeboran sumur pengembangan, dalam jangka panjang telah disiapkan infill drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover/well intervention, optimasi program waterflood dan steamflood, CEOR, serta program lainnya untuk menambah cadangan.

Sesuai dengan jangka waktu kontrak bagi hasil dengan pemerintah, Blok Rokan akan dioperasikan hingga tahun 2041 oleh PHR. Blok Rokan merupakan blok penyumbang produksi sebanyak 24% terhadap produksi nasional. Blok Rokan memiliki lima lapangan besar yaitu Duri, Minas, Bangko, Balam South, dan Petapahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau.

Penulis: Riana

Editor: Rahmat Mauliady

Previous articleBadan Geologi Berkontribusi dalam Pencapaian Pembangunan Nasional
Next articlePLN Perpanjang Diskon Tagihan Listrik hingga Juni 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here