Pandemi, Tomat Asal Kaltara Justru Diminati Pasar Asing

Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tarakan terus lakukan fasilitasi ekspor terhadap produk unggulan pangan hortikultura asal Kalimantan Utara (Kaltara) di tengah pandemi covid-19.

Menurut Kepala Karantina Pertanian Tarakan, Akhmad Alfaraby berdasarkan sistem data perkarantinaan (IQFAST) di wilayah kerjanya pada 2019 belum dilakukan ekspor hortikultura berupa tomat dan jeruk nipis. Namun, selama pandemi justru permintaan produk pertanian asal Kaltara ini terus meningkat karena mulai diminati pasar luar negeri.

“Tercatat, sepanjang 2020 buah tomat telah dilakukan sertifikasi sebanyak 12,5 ton atau dengan nilai Rp 125,6 juta dan jeruk nipis disertifikasi dengan volume 1,2 ton atau senilai Rp 13,8 juta dengan tujuan yang sama yaitu Malaysia,” ujar Akhmad dalam keterangan resminya yang dikutip PONTAS.id, Senin (1/3/21).

Selanjutnya, selama periode dua bulan terakhir, Januari – Februari 2021 saja ekspor tomat dan jeruk nipis tersebut telah menunjukan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tercatat, telah disertifikasi tujuan Malaysia sebanyak 6 kali berupa jeruk nipis sudah mencapai volume 6,3 ton atau senilai Rp 81 juta. Sedangkan tomat juga telah disertifikasi sebanyak 3,7 ton atau setara dengan nilai Rp 36,8 juta dengan frekuensi pengiriman 7 kali dan tujuan yang sama, Malaysia.

Dikatakan Alfaraby bahwa pada akhir Februari 2021 melalui wilayah kerjanya Sebatik, tomat dan jeruk nipis disertifikasi tujuan Tawau, Sabah, Malaysia.

“Buah tomat dan jeruk nipis yang akan diekspor tentu telah kami lakukan pemeriksaan dan hasilnya jumlah dan jenis sesuai dengan permohonan, tidak busuk dan tidak ditemukan organisme pengganggu tumbuhan sesuai persyaratan negara tujuan. Sehingga diterbitkan Phytosanitary Certificate (PC),” kata Alfaraby sesaat setelah melepas ekspor komoditas pertanian dari salah satu wilayah kerjanya Pelabuhan Sebatik, Tarakan (28/2).

Alfaraby mengungkapkan harapannya di tahun ini ekspor komoditas pertanian Kaltara terus meningkat. Hal ini didukung dengan lalu lintas yang semakin mudah, mengingat Sebatik berbatasan langsung dengan Malaysia. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pendampingan ekspor kepada petani muda setempat maupun calon eksportir.

“Sebagai langkah operasional, kami selalu siap melakukan pendampingan ekspor produk pertanian berupa bimbingan teknis dalam upaya pemenuhan persyaratan negara tujuan, karena itu kami mengundang bagi calon eksportir untuk datang ke kantor di wilayah kerja kami terkait bagaimana melakukan ekspor komoditas pertanian yang sesuai prosedur,” pungkas Alfaraby.

Penulis: Rahmat Mauliady
Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleRapat Paripurna DPRD Asahan, Bupati Surya Sampaikan10 Program Prioritas
Next articleMPR Desak Kemensos Tetap Salurkan Bansos untuk Ahli Waris Korban Covid-19

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here