ESDM Kebut Pembangunan Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei

Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian ESDM berupaya percepat pembangunan jaringan gas domestik yang menghubungkan Pulau Sumatra dan Jawa. Kajian kelayakan bisnis atau Feasibility Study (FS) transmisi Dumai-Sei Mangkei sudah dilakukan sejak 2014 dan akan disesuaikan kembali.

“PT PGN telah membuat FS sejak 2014 dan dengan perkembangan 6 tahun ini, perlu dilakukan review lagi. Itu harus menjadi pertimbangan utama,” kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Baso, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (17/11/2020).

Ali menuturkan, berdasarkan FS tahun 2014 tersebut, desain pipa berdiameter antara 12-28 inci dan investasinya diperkirakan US$ 483 juta.

Untuk skema pendanaan belum ditentukan. Namun demikian, terdapat dua alternatif yaitu anggaran badan usaha atau APBN seperti PMN dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Ali bilang, pembangunan pipa Dumai-Sei Mangke bermanfaat menjaga keandalan pasokan gas bumi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau. Juga untuk memperkuat pasokan yang saat ini telah ada dari Grissik dan Jambi melalui pipa Grissik-Duri-Dumai, serta LNG Regas Arun melalui pipa Arun-Belawan Sei Mangke dan Lapangan Gas PHE NSO/NSB dan Medco Blok A.

“Selain itu juga mendorong pertumbuhan kawasan industri baru di sepanjang jalur pipa gas Dumai-Sei Mangke,” terang Ali.

Dari sisi Neraca Gas Region 1 Aceh dan Sumatera Bagian Utara, lanjut Ali, eksisting supply saat ini adalah Medco Blok A, PHE NSO dan NSB serta LNG Tangguh. Selain itu, ada proyek yang akan onstream tahun 2023 yaitu Zaratex dan 2024 ENI JAU. Terdapat potensial onstream juga yaitu EMP Gebang tahun 2023.

Sementara dari sisi demand, utamanya saat ini adalah PIM dan listrik. Namun hingga saat ini belum terdapat kepastian terkait kebutuhan gas untuk industri retail di sepanjang rencana pipa Dumai-Sei Mangke.

“Ini kondisi empiriknya dan harus kita cermati supaya ketika memutuskan skema yang mau digunakan, sudah harus prudent. Kita ingin sesuatu yang diputuskan itu akan bisa dieksekusi, bukan direncanakan. Jadi penting didiskusikan secara matang,” tegas Ali.

Masih menurut Ali, alternatif skema pembiayaan melalui KPBU yang saat ini juga didorong untuk pembangunan jaringan gas bumi rumah tangga (jargas) di mana sosialisasinya dilakukan di 9 lokasi pada tahun 2020.

Aturan KPBU dalam pembangunan jargas tercantum pada Perpres No 18 Tahun 2020.

“Kita dorong (skema) KPBU supaya beban fiskal pemerintah bisa terkontrol dan jaminan Pemerintah juga ada,” katanya.

Manfaat lain dari terbangunnya pipa transmisi Dumai- Sei Mangke adalah dapat menjadi infrastruktur dalam memasok gas bumi di wilayah yang dilalui jalur pipa, antara lain Labuhan Batu, Asahan dan Medan.

Selain itu juga menjadi alternatif infrastruktur dalam memasok gas bumi untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik di Sumatera Utara.

Ali juga menekankan, hal lain yang tak kalah penting adalah komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung pembangunan pipa ini.

“Aspek konstruksi sangat mudah, sepanjang aspek non teknis ini selesai. Ini harus dikaji ketika melakukan review FS nantinya. Kalau ini tidak diselesaikan, nantinya banyak titik yang akan kita sambung akhirnya mangkrak,” tutup Ali.

Penulis: Riana

Editor: Rahmat Mauliady

Previous articleKetua MPR: Merawat Kebhinekaan Kunci Tetap Berdirinya NKRI
Next articleMPR Dukung Pemerintah Tegakkan Prokes di Masyarakat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here