Cegah Krisis Pangan, Kementan akan Prioritaskan Produksi

Lahan Pertanian

Jakarta, PONTAS.ID – Food and Agriculture Organization (FAO) telah memperingatkan seluruh negara di dunia atas potensi kelangkaan atau krisis pangan yang mungkin terjadi akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Merespons hal tersebut, Kementerian Pertanian pun buka suara.

Menurut Kepala PPSDMP Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi demi mencegah kelangkaan pangan akibat COVID-19. Salah satu yang menjadi prioritas saat ini adalah memastikan setiap aktivitas produksi dari hulu hingga hilir di sektor pertanian bakal terus berjalan tiada henti demi menjamin ketersediaan pangan selama pandemi.

“Berkali-kali bapak Menteri Pertanian mengatakan bahwa pertanian tidak boleh berhenti oleh karena itu produksi harus tetap tinggi, penyuluh dan petani harus tetap bekerja sediakan pangan di tengah COVID-19, tidak ada libur bagi petani, tidak ada libur bagi penyuluh. Tetap giat bekerja untuk tingkatkan produksi,” ujar Dedi dalam Focus Group Discussion virtual bertajuk Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi COVID-19, Rabu (22/4/2020).

Setidaknya ada tiga program prioritas yang telah disiapkan Kementerian Pertanian dalam menghindari kelangkaan pangan. Pertama, agenda SOS. Merupakan agenda jangka pendek untuk menjamin ketersediaan pangan.

“Pertama, SOS Agenda. SOS Agenda ini utamanya adalah yang sangat mendesak yang perlu kita lakukan sama-sama dalam menghadapi COVID-19. Antara lain adalah pertanian harus menjamin ketersediaan pangan 11 pangan utama di seluruh pelosok tanah air. Ini semua komoditas tidak boleh bersoal,” tambahnya.

Selain itu ada juga agenda menengah. Agenda ini fokus pada aktifitas padat karya dan ekspor agar tetap berjalan secara maksimal.

“Kedua, Agenda Menengah fokusnya adalah soal padat karya. Padat karya ini sebetulnya lebih ke arah keamanan untuk sosial. Petani dan seluruh masyarakat harus punya uang, harus bisa makan. Oleh karena itu harus punya uang untuk beli pangan, lalu selanjutnya mengupayakan ekspor tetap maksimal,” sambungnya.

Terakhir, agenda permanen atau jangka panjang. Agenda ini fokus pada produktivitas dalam negeri.

“Ketiga agenda jangka panjang, fokusnya peningkatan produktivitas tetap 7% pertahun, kemudian ekspor 3x lipat juga tetap dipertahankan. Kemudian losses atau kemungkinan kehilangan produksi pangan turun hingga mencapai 5% dan meningkat partisipasi petani milenial hingga 2,5 juta orang,” tutupnya.

Penulis: Hartono

Editor: Idul HM

Previous articleCegah Kejahatan Saat Pandemi, Polda Metro Bentuk Satgas Anti-Begal
Next articlePLN Sumut Siagakan 2.843 Petugas Jaga Pasokan saat Ramadhan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here