Jakarta, PONTAS.ID – Banjir yang menerjang Ibu Kota akibat hujan lebat sejak Minggu (23/2/2020) malam hingga Senin (24/2/2020) dini hari memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat aman. Merujuk catatan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta, dari sisi jumlah pengungsi, Wilayah Jakarta Utara yang terparah dampaknya.
Warganet pun melalui platform twitter kembali menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunakan tagar #4niesTenggelamkanDKI. Tagar ini terpantau sempat memuncaki Peringkat 2 Trending Topic Indonesia, siang tadi.
Sementara itu, jika melihat Putaran Kedua Pilkada Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu, tercatat, Jakarta Utara menjadi wilayah di mana pasangan nomor urut 03, Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanya menang tipis jika dibandingkan dengan lima wilayah lainnya.
Di Jakarta Utara, pasangan nomor urut 3 hanya meraih 52,74 persen dibandingkan suara pasangan nomor urut 02, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Syaiful Hidayat sebesar 47.26 persen. Sementara di wilayah Jakarta Barat, Selatan, Timur, Jakarta Pusat serta Kepulauan Seribu, Anies-Sandi menang telak.
Kondisi ini menyerupai banjir yang terjadi di mana wilayah Jakarta Utara menjadi yang terparah kondisinya dibandingkan dengan wilayah lainnya di Ibu Kota.
Tiga Kali Banjir
Dan di Jakarta Utara, wilayah Kecamatan Kelapa Gading dan Cilincing nyaris lumpuh akibat terendam banjir untuk yang ketiga kalinya sejak awal tahun 2020. Banjir merendam permukiman warga hingga menutup sebagian besar akses Jalan masuk dan keluar Kelapa Gading maupun Cilincing.
“Awalnya hujan turun seperti biasanya namun setelah melewati hampir 3 jam air lama kelamaan menjadi banjir karena disekitaran got sudah mulai penuh,” ungkap Luki, salah seorang warga Komplek HII Raya, Kelapa Gading Timur, yang terdampak banjir kepada PONTAS.id, Senin (24/2/2020).
“Jadi sekira pukul 02.30 wib saya liat air di depan rumah saya sudah mulai menggenang dan masuk ke dalam garasi dan teras rumah seketika spontan saya langsung bergegas merapikan barang-barang untuk diselamatkan agar tidak tersapu air banjir,” kata Luki.
Memasuki pukul 04.30 WIB pagi air mulai tinggi dan merendam rumah hampir selutut orang dewasa. “Saya pantau ketinggian air mulai dari semata kaki hingga pada akhirnya saya liat sampai selutut dan itu membuat saya panik,” ujarnya.
Demikian halnya di Kavling Tipar Timur, RW.04 Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara juga kembali terendam banjir sejak Minggu subuh. Di wilayah ini banjir mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
Bahkan, hingga Senin (24/2/2020) sekitar pukul 15.00 WIB, ketinggian air masih 30 Cm.
Sardiman, Warga RW.04 mengatakan ini banjir yang ketiga dalam dalam 2 bulan ini, namun banjir kali ini lebih tinggi dan ditambah surutnya lama. “Banjir melulu mas, ngak ada solusi dari pemerintah,” katanya.
3.628 Jiwa Mengungsi
Sementara itu, dari data Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, banjir yang melanda Jakarta Utara merendam Kecamatan Cilincing yakni Kelurahan Rorotan, Kelurahan Cilincing, Kelurahan Semper Barat dan Kelurahan Sukapura.
Kemudian di Kecamatan Kelapa Gading banjir menggenangi wilayah Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelurahan Kelapa Gading Barat dan Kelapa Gading Timur. Sedangkan di Wilayah Kecamatan Koja banjir menggenangi wilayah Kelurahan Tugu Selatan.
Tercatat, pada Minggu 23 Februari 2020 sebanyak 3.628 jiwa mengungsi di Stadion Tugu, Koja dari tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Cilincing, Kecamatan Koja dan Kecamatan Kelapa Gading.
Suku Dinas Sosial mengaku telah menyediakan dapur umum bagi warga yang mengungsi.
“Pada hari ini jumlah pengungsi sudah berkurang. Tetapi mulai kemarin kami sudah membuat dapur umum untuk pengungsi,” terang Aji Antoko ketika dihubungi PONTAS.id, Senin (24/2/2020).
Selain dapur umum kata Aji beberapa bantuan meliputi selimut, nasi siap saji, pampers bagi anak-anak, makanan bayi, matras juga telah diberikan kepada pengungsi.
“Sudin Sosial juga menerjunkan sebanyak 12 orang petugas untuk standby dilokasi pengungsian,” imbuhnya.
Terpisah, Wakil Camat Kelapa Gading, Darmawan mengatakan, banjir yang menggenangi wilayah Kelapa Gading saat ini telah surut namun beberapa warga masih mengungsi.
“Banjir tinggal diwilayah RW.03 Kelurahan Pegangsaan Dua dan masih ada pengunsi di Apartemen Gading Nias Residence sebanyak 167. Banjir di RW 03 akibat Kali Cakung Lama yang meluap,” tandasnya.
Sebelumnya, terkait informasi banjirnya wilayah Kecamatan Kelapa Gading akibat penutupan pintu air, Sunter, Tanjung Priok telah dibantah Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Juaini Yusuf.
“Pintu air Sunter tetap dibuka. Tidak ada yang ditahan-tahan, karena memang untuk mengurangi beban di tempat lain,” ujar Juaini kepada awak media, Minggu (23/2/2020).
Juaini menegaskan, banjir di Kelapa Gading dan Pulomas disebabkan meluapnya kali dan melimpas ke jalan hingga ke permukiman warga akibat permukaan laut yang tinggi saat pasang naik.
Bahkan lanjut Juani, semua pompa di wilayah Kelapa Gading dan Pulomas juga berfungsi. “Tapi karena memang kondisinya sungainya rata, kami buang, meluap lagi ke jalan, jadi kembali lagi,” kata Juaini.
Penulis: Edi Prayitno/Idul HM/Luki Herdian
Editor: Pahala Simanjuntak