Jakarta, PONTAS.ID – Kebakaran telah menghanguskan sedikitnya 4.500 hektare hutan dan lahan di Kalimantan Selatan. Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel mengidentifikasi adanya keterlibatan 18 perusahaan dalam peristiwa kebakaran hutan danlahan (karhutla) di wilayah tersebut.
Berdasarkan data Satgas Penegakan Hukum Polda Kalsel, ada 18 perusahaan yang tengah diselidiki terkait karhutla di sejumlah daerah antara lain Kabupaten Tapin, Barito Kuala dan Tanah Laut.
Kepala Polda Kalsel, Irjen Yazid Fanani, menegaskan pihaknya akan menindak tegas para pelaku pembakararan hutan dan lahan.
“Ada ratusan kasus karhutla tengah kita selidiki beberapa pelaku sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan ada 18 kasus karhutla diduga melibatkan korporasi. Ini akan kita tindak tegas,” tuturnya, Minggu (22/9/2019).
Selain dugaan keterlibatan belasan perusahaan termasuk perkebunan tersebut, sejauh ini Satgas Penegakan Hukum Polda Kalsel menangani 290 kasus karhutla dengan luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 2.179 hektare lebih.
Lima orang pelaku pembakaran sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyudin mengatakan intensitas titik api dan kabut asap di Kalsel mulai
berkurang.
“Karhutla masih terjadi tetapi intensitasnya mulai berkurang, bahkan kemarin hujan turun di wilayah Kalsel hasil dari kegiatan modifikasi
cuaca,” ungkap Wahyudin.
Pantauan Media kemarin hujan sempat turun di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Barito Kuala dan perbatasan Kalimantan Tengah serta wilayah Kota Banjarbaru.
Sedangkan kabut asap masih menyelimuti sejumlah wilayah terutama sekitar bandara Syamsuddin Noor dengan ketebalan cukup
pekat saat pagi dan sore hari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) sejak sepekan terakhir telah menerjunkan pesawat CN 2901 dari Pekanbaru Riau untuk melakukan modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah Kalimantan yang dipusatkan di Palangkaraya, Kalimantan
Tengah.
Penulis: Hartono
Editor: Idul HM