Jakarta, PONTAS.ID – Wacana pemindahan ibu kota memasuki babak baru, setelah Presiden melalui Bappenas menyatakan ibu kota Negara akan pindah ke Kalimantan. Keputusan ini patut disayangkan mengingat saat ini ekonomi Indonesia tidak berada dalam kondisi baik.
Harusnya saat ini, Pemerintah mencurahkan semua perhatian dan sumber dayanya untuk memperbaiki semua kinerja ekonomi terutama kinerja neraca perdagangan yang begitu mengkhawatirkan.
“Pemindahan ibu kota, hemat saya bukan prioritas karena belum mendesak. Ditambah ekonomi kita yang saat ini yang sedang sulit. Semua kinerja perdagangan kita letih, lesu, dan lemah. Sebenarnya rakyat menunggu keseriusan dan gebrakan besar Presiden di bidang ekonomi. Tetapi malah yang kita terdengar keseriusan Presiden pindahkan ibu kota,” ujar Anggota DPD RI, Fahira Idris di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Menurut Fahira, pemindahan ibu kota pasti berpengaruh terhadap fokus pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi yang terus meleset. Ditambah APBN yang sedikit banyak pasti akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan pemindahan ibu kota.
“Pemerintah kan harus ‘memuter otak’ bagaimana mendapatkan dana sekitar Rp465 triliun untuk memindahkan ibu kota karena mengharapkan APBN tidak akan mungkin. Mendapatkan dana ini butuh sumber daya yang luar biasa. Sementara, masih banyak persoalan lain yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah saat ini yang juga membutuhkan pembiayaan yang dikit sedikit,” tukas Fahira yang juga Senator DKI Jakarta ini.
Saat ini, lanjut Fahira, Jakarta masih mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan. Terlebih dalam dua tahun terakhir ini wajah Jakarta lebih baik terutama dalam kinerja ekonomi, integrasi transportasi publik, penataan berbagai fasilitas umum dan penangangan banjir. Oleh karena itu, tegas Fahira, dirinya tidak melihat ada urgensi ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta saat ini.
“Lebih baik Pemerintah fokus menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini terutama terkait kesehatan, pendidikan, ketimpangan ekonomi yang semakin nyata, dan banyak persoalan pelik lainnya. Pemindahan ibu kota itu butuh energi besar dan saya khawatir semua sumber daya kita tercurah kesana,” pungkasnya.
Dipanggil Bappenas
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor menyatakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah mengundang daerahnya untuk melakukan presentasi atas kesiapan Kaltim untuk menjadi ibu kota baru. Dalam undangan tersebut, presentasi akan dilakukan 5 Agustus mendatang.
Atas undangan tersebut, pihaknya akan menyampaikan beberapa poin dalam presentasi. “Di antaranya terkait kesiapan pemerintah dan masyarakatnya, kemudian terkait lingkungan dan terakhir terkait aspek keamanan dan ketertiban, sedangkan terkait hal yang teknis semua data sudah diserahkan ke Pemerintah Pusat,” ujar Isran Noor.
Isran mengatakan semua yang akan disampaikan dalam presentasi nanti adalah fakta riil yang ada di daerahnya. Dalam presentasi pemindahan ibu kota baru tersebut, pemerintahannya juga tidak akan membandingkan Kalimantan Timur dengan wilayah lain.
“Karena ini untuk kepentingan yang lebih besar,” ujar Isran.
Tak Tergesa-gesa
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan lokasi ibu kota baru. Menurutnya, keputusan soal lokasi pemindahan ibu kota baru tersebut akan disampaikan pada Agustus mendatang.
“Memang dari dulu sudah saya sampaikan, pindah ke Kalimantan. Nah Kalimantannya, Kalimantan yang mana? Nanti kita sampaikan Agustus,” ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut hingga saat ini, pemerintah masih berupaya menyelesaikan kajian-kajian pendukung terkait hal tersebut.
“Kajiannya belum rampung, belum tuntas. Nanti kalau sudah rampung, sudah tuntas, dan detailnya sudah dipaparkan (seperti) kajian kebencanaan seperti apa, mengenai air, mengenai keekonomian, mengenai demografinya, masalah sosial politik, pertahanan keamanan. Semuanya memang harus komplet,” ucap dia.
Lebih lanjut, Kepala Negara mengakui bahwa pemerintah tidak ingin tergesa-gesa dalam melakukan pengambilan keputusan.
Meski demikian, ia berharap agar keputusan terkait lokasi pemindahan ibu kota ini dapat secepatnya diambil.
“Kami tidak ingin tergesa-gesa, tetapi ingin secepatnya diputuskan,” tandasnya
Penulis: Luki Herdian
Editor: Hendrik JS