Kemenpar Dorong Pelaku Usaha Pariwisata Danau Toba Manfaatkan KUR

Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong para pelaku usaha, khususnya UMKM yang bergerak di bidang pariwisata di sekitar Danau Toba, yakni di Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut), untuk mengakses program perkuatan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kepala Bidang Investasi Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar, Nurwan Hadiyono mengatakan para pelaku usaha di bidang pariwisata sejak Agustus 2018 telah dimungkinkan untuk mendapatkan prioritas KUR, melalui skema khusus KUR pariwisata.

Oleh karena itu, pihaknya terus menyosialisasikan dan mendorong pelaku usaha bidang pariwisata termasuk mereka yang berada di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumut untuk memanfaatkan program KUR Pariwisata.

“Toba Samosir dipilih sebagai lokasi sosialisasi KUR karena merupakan satu dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata dan kali ini dilaksanakan di sekitar Danau Toba. Sebelumnya sudah dilaksanakan di sekitar kawasan Danau Toba lainnya yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan,” kata Nurwan di Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (13/2/2019).

Kemenpar menggelar sosialisasi KUR Pariwisata yang diikuti oleh sebanyak 100 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tobasa. Banyak dari para pelaku UMKM tersebut yang mengaku baru pertama kali mendapatkan sosialisasi mengenai literasi keuangan, termasuk cara menilai kondisi usaha dan merencanakan bisnis ke depan.

“Sebagian besar pelaku UMKM menghadapi kesulitan permodalan untuk bisa meningkatkan skala usahanya. Dari situlah KUR ini dihadirkan Pemerintah sebagai solusi dengan bunga ringan 7 persen pertahun atau 0,4 persen perbulan,” ujar Nurwan.

KUR Pariwisata merupakan skema baru yang diprioritaskan bagi pelaku UMKM sektor pariwisata. Sebagaimana program KUR, suku bunga KUR Pariwisata ditetapkan sebesar 7 persen pertahun.

Kredit tersebut terbagi dua yaitu KUR mikro dan KUR ritel. Untuk segmen mikro, plafon kredit besarannya maksimal 25 juta rupiah perdebitur, sedangkan ritel berkisar 25 juta rupiah sampai dengan 500 juta rupiah.

Sementara itu Asisten Manager Pemasaran Ritel BRI Cabang Balige, Saniova Tarigan menjelaskan bahwa syarat untuk mengakses KUR di antaranya kepemilikan usaha produktif di bidang pariwisata, minimal telah beroperasi selama 6 bulan dengan catatan keuangan yang sehat.

“Selama UMKM produktif dan layak, sudah beroperasi lebih dari 6 bulan boleh mengajukan KUR. Untuk itu kami mengundang pelaku di bidang pariwisata memanfaatkannya karena ini skema baru KUR yang dikhususkan untuk UMKM di bidang pariwisata,” tutur dia.

Ada sebanyak 13 sub bidang usaha di sektor pariwisata yang dibiayai melalui program KUR pariwisata. Diantaranya usaha agen perjalanan wisata, sanggar seni, pelaku pentas seni, ataupun penyelenggara pertemuan (meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE).

Kemudian pelaku usaha akomodasi atau layanan penginapan, penyedia makanan dan minuman di kawasan wisata, tempat pelayanan pariwisata (taman tematik, museum, konsultan wisata, dan pemandu wisata), hingga usaha jasa layanan informasi pariwisata juga bisa mengakses KUR.

Tak hanya itu, usaha tirta atau usaha olahraga air (snorkeling, diving, arung jeram, dan lain-lain) pun bisa mengajukan pinjaman. Bahkan pelaku usaha jasa transportasi pariwisata, industri kerajinan, dan pusat oleh-oleh.

“Sampai saat ini yang menjadi kendala pelaku usaha wisata di Tobasa adalah legalitas usaha. Mereka belum terbiasa untuk mengurus perizinan,” ucap Saniova.

Namun, lanjut dia, pihak BRI akan memberikan kemudahan berupa dispensasi waktu pengurusan legalitas usaha sehingga UMKM dapat tetap mengajukan KUR bahkan bisa tetap disetujui dan dicairkan pinjamannya.

“Kami memberikan waktu sebulan agar mereka merampungkan perizinan legalitas usaha,” tukasnya.

Editor: Risman Septian

Previous articleDukung Pengendalian Limbah, Pemkot Medan Terima Penghargaan
Next articleDPRD akan Panggil Pemkot Medan Bahas PBI BPJS Kesehatan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here