Jakarta, PONTAS.ID – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal berpolitik kembali dengan menyatakan siap bergabung dengan PDIP.
Politikus PDIP Charles Honoris mengaku tak heran jika mantan Gubernur DKI ini bakal merapat ke partai berlambang Banteng Moncong Putih itu. Pasalnya, PDIP merupakan partai konsisten memperjuangkan nilai-nilai Pancasila.
“Oleh karenanya, ketika Ahok menyatakan kelak akan memilih bergabung ke PDI Perjuangan, itu karena dilandasi oleh kesamaan ideologi dan cita-cita perjuangan untuk mewujudkan Indonesia Raya berdasarkan Pancasila,” ujar Charles dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).
Charles yang juga Anggpta Komisi I DPR RI itu pun menyambut baik keinginan Ahok bergabung dengan partainya. Dia mengatakan, PDIP selalu membuka diri kepada semua anak bangsa yang memiliki ideologi yang sama dengan partai berlambang banteng itu.
“PDI Perjuangan sebagai Rumah Kebangsaan tentu akan membuka diri terhadap semua anak bangsa yang punya ideologi dan cita-cita perjuangan sama menegakkan Pancasila. Jadi tidak cuma Ahok,” katanya.
Di satu sisi, Charles menilai, bergabungnya Ahok ke PDIP akan sangat membantu. Terutama dalam merumuskan program pro-rakyat.
“Sebagai Anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta saya melihat rencana bergabungnya Ahok yang seorang mantan Gubernur DKI Jakarta ke PDI Perjuangan, juga akan membantu partai dalam merumuskan program-progam pro rakyat di Ibu Kota Negara,” ujar Charles yang pernah menjadi timses Ahok-Djarot pada Pilgub DKI tahun 2017 lalu.
Politikus ‘Kutu Loncat’
Sementera itu, keinginan Ahok berseragam PDIP usai keluar dari penjara ditanggapi dingin oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Wasekjen PAN Saleh Daulay justru menilai rencana Ahok bakal merapat ke PDIP sudah sangat jelas. Dan Ahok menurutnya sudah memiliki rekam jejak sebagai politikus ‘kutu loncat’.
“Tidak ada yang istimewa. Lagian Ahok kan sudah biasa pindah-pindah parpol. Masyarakat sudah tahu itu. Jadi kami menanggapinya biasa saja,” kata Saleh saat dihubungi, Selasa (27/11/2018).
Ahok memang sudah beberapa kali pindah partai. Dia mengawali karier politik dengan menjadi kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru di Belitung Timur.
Sukses di Belitung, Ahok lalu berlabuh ke Partai Golkar dan berhasil mengunci satu kursi di DPR. Setelah itu, Ahok berpindah ke Partai Gerindra dan dicalonkan sebagai cawagub DKI berdampingan dengan Joko Widodo (Jokowi) pada 2012.
Kembali ke Saleh. Dia meyakini bergabungnya Ahok ke PDIP tidak akan mendongkrak elektabilitas capres petahana, Jokowi. “Bergabungnya Ahok ke PDIP dinilai tidak menambah suara untuk Jokowi. Malah, bisa jadi dukungan semakin berkurang. Setidaknya, masyarakat akan ingat kembali kejadian yang terjadi tempo hari,” sebutnya.
Saleh kemudian menyinggung soal Ma’ruf Amin yang kini menjadi cawapres Jokowi. Dia bicara soal kesaksian Ma’ruf selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memberatkan Ahok dalam kasus penodaan agama.
“Kami senang aja melihat kebaikan Pak Ahok. Dengan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf, berarti dia sudah memaafkan dan memahami fatwa MUI yang kala itu dikeluarkan oleh MUI. Saya yakin, masyarakat akan mengingat ini,” tutur Saleh.
Sebelumnya, Politikus PDIP Djarot Syaifullah mengatakan Ahok menyatakan ingin masuk PDIP bila ia akhirnya kembali ke ranah politik. Ahok pun disebut punya alasan ingin bergabung dengan partai pimpinan Ketum Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan. Ini betul. Makanya dia bilang, ‘kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan’,” ucap Djarot di Sleman, DIY, Senin (26/11/2018).
Editor: Luki Herdian