Jokowi Minta Pidatonya Harus Dipahami Secara Utuh

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Jakarta, PONTAS.ID – Presiden Joko Widodo meminta pidatonya tak dipotong-potong. Ucapan Jokowi yang meminta relawan tak takut bila diajak berkelahi harus dipahami utuh.

“Coba dirunut dari atas, ­jangan diambil sepotongnya saja, nanti enak yang komentari kalau seperti itu. Dilihat secara keseluruhan, konteksnya kan kelihatan,” jelas Jokowi di kawasan Ancol, Jakarta Utara, kemarin.

Pernyataan yang disampaikan saat rapat umum relawan Jokowi itu dipelintir. Dalam rapat umum tersebut, calon petahana itu meminta relawan bersahabat dengan semua golongan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta relawan tak membangun permusuhan, tak mengeluarkan ujaran kebencian, memfitnah, serta mencela atau menjelekkan pihak lain. Namun, juga berani bila di ajak berantem.

Kritik kemudian muncul, terlebih dari oposan. Mereka memandang Jokowi sebagai Kepala Negara menghalalkan kekerasan. Padahal, anggapan itu beberapa kali dibantah partai pendukung Jokowi.

Menurut Jokowi, aset terbesar bangsa Indonesia ialah persatuan dan kerukunan. Memahami pidato secara utuh menjadi salah satu cara mewujudkan itu semua. “Jangan sampai membangun kebencian, saling mencela, saling menjelekkan, saya sampaikan itu,” jelas Jokowi.

Wapres Jusuf Kalla ­menilai arahan Jokowi kepada relawan soal ajakan berantem hanyalah untuk mengajak relawan mempertahankan diri. Menurutnya, wajar jika orang harus bertahan saat diserang.

“Artinya, kalau Anda diserang, mesti mempertahankan diri kan. Masak diserang saja tidak mau mempertahankan diri?” ujar JK di Kantor MUI, Jakarta Pusat, kemarin.

JK pun menyebut pernyataan Jokowi itu sebagai hukum membela diri. Jokowi dipandang JK tidak mengajak relawan untuk berantem.

“Itu hukum membela diri. Kan Pak Jokowi tidak mengatakan hantam, itu cuma mempertahankan diri, wajar saja,” katanya.

JK juga menilai wajar jika di tahun politik banyak terjadi perdebatan di media sosial. Namun, menurutnya, suhu politik yang panas di media sosial tidak terjadi di kehidupan masyarakat.

Editor: Idul HM

 

Previous articleBMKG: 230 Kali Gempa Susulan Guncang Lombok
Next articleGempa Susulan Kembali Guncang Lombok