Jakarta, PONTAS.ID – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengatakan, permasalah yang paling mendesak di propinsi Jawa Barat saat ini adalah sulit lapangan pekerjaan, banyaknya warga miskin, mahalnya harga kebutuhan pokok dan kondisi jalan buruk atau rusak.
Data itu diperoleh berdasarkan survei Indo Barometer yang sasarannya seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat, yang meliputi 27 kabupaten atau kota. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1.200 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 2.83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Hal pertama yang paling mendesak adalah sulitnya lapangan pekerjaan,” ujar Qodari di Harris Suites Hotel, FX Senayan, Rabu (20/6/2018).
Selain itu masalah yang paling penting dan mendesak di Lingkungan tinggal warga Jawa Barat saat ini yang banyak diungkap adalah sulit lapangan pekerjaan, kondisi jalan dan jembatan buruk atau rusak, mahalnya harga kebutuhan pokok dan banyaknya warga miskin.
Sementara itu kata Qodari, kepuasan masyarakat Jawa Barat dengan kinerja Ahmad Heryawan sebesar 56.3 persen dan yang tidak puas sebesar 31.7 persen.
“Dari distribusi kepuasan, pemilih yang merasa puas lebih banyak memilih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Dan yang tidak puas lebih banyak memilih pasangan M. Ridwan Kamil -Uu Ruzhanul Ulum,” jelasnya.
Secara umum kata Qodari, kepuasan publik terhadap kinerja Deddy Mizwar sebagai Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat sebesar (52.6 persen) dan yang tidak puas (31.3 persen). Dari distribusi kepuasan, pemilih yang merasa puas lebih banyak memilih pasang.
“Sebanyak (33.7 persen) pemilih menginginkan Deddy Mizwar menjadi Gubernur Provinsi Jawa Barat untuk periode 2018-2023. Yang tidak menginginkan (28.1 persen),” katanya.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan waktu pengumpulan data pada tanggal 7 -13 Juni 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancaratatap muka responden menggunakan kuesioner.
Diketahui Pilgub Jawa Barat diikuti oleh empat pasangan calon yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan TB Hassanudin-Anton Charliyan.
Editor: Hendrik JS
