KUKM Fesyen Muslim Harus Manfaatkan Peluang Global

Pasar Produk Fesyen Muslim Indonesia

Jakarta, PONTAS.ID – Pasar produk fesyen Muslim Indonesia terbilang sangat potensial dan masih memiliki ruang untuk digarap dengan maksimal dan terencana. Oleh karena itu, KUMKM penghasil produk fesyen harus mampu memanfaatkan peluang tersebut secara cerdas. Caranya, dengan memperhatikan kualitas dan desain produk, penggunaan bahan baku alami, dan memahami isu-isu lingkungan yang saat ini sedang menjadi perhatian dunia. Hal itu dikatakan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram.

Menurut Agus, acara tersebut merupakan wadah yang tepat dan terintegrasi bagi pelaku usaha di bidang fesyen Muslim dari skala kecil hingga menengah dalam mengembangkan usahanya. “Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi etalase industri mode Muslim Indonesia di dunia internasional”, kata Agus selaku Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM dalam rilis yang diterima PONTAS.ID, Jakarta, Senin, (23/4/18).

Agus menambahkan, busana Muslim merupakan komoditi paling potensial untuk memasuki pasar internasional, mengingat tak banyak pemain dari negara lain. “Dengan begitu, Indonesia punya potensi besar sebagai trendsetter atau acuan bagi industri fesyen Muslim secara global”, imbuh Agus. Mengacu pada kondisi itu, Indonesia pun dicanangkan sebagai pusat fesyen Muslim Asia 2018 dan pusat fesyen Muslim dunia di tahun 2020.

Apalagi, lanjut Agus, dunia fesyen Indonesia saat ini mencerminkan gaya hidup masyarakatnya yang sudah sangat moderen, mampu mengikuti tren yang ada, dan sangat fashionable. “Dandanan, gaya dan busana yang digunakan menggambarkan bahwa Indonesia adalah negara Muslim. Wajar karena penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangat besar, sekitar 12,7% dari total Muslim dunia”, jelas Agus lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Project Director MUFFEST Deden Siswanto mengatakan, sebagai event yang ditargetkan menjadi barometer fesyen Muslim global, MUFFEST Indonesia mengarahkan pada kompetensi produk fesyen Muslim Indonesia agar dapat bersaing di pasar dunia. “Sekaligus memasarkan keunggulan fesyen Muslim Indonesia melalui ready to wear craft fashion dengan mengoptimalkan kekayaan budaya lokal yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting”, kata Deden.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor fesyen pada 2015 mencapai US$12,1 miliar. Kontribusi industri fesyen terhadap PDB nasional sebesar 1,21%. Sebagai sektor padat karya, industri fesyen mampu menyerap tenaga kerja sebanyak dua juta orang atau 14,7% dari total tenaga kerja di sektor industri. Sedangkan berdasarkan data Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini ekspor fesyen Muslim Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai US$7,18 miliar, setelah Bangladesh (US$22 miliar) dan Turki (US$14 miliar).

Previous articleRianti Cartwright Berbagi Tips Wisata
Next articleKampung Digital Kota Bima Diluncurkan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here