Menpar Siapkan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

Menpar Arief Yahya

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan peninjauan dalam mempersiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Gunung dan Pesisir Timur Sungailiat di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Dua kawasan tersebut diharapkan segera ditetapkan sebagai KEK Pariwisata seperti halnya KEK Tanjung Kelayang di Pulau Belitung yang kini dalam percepatan pembangunan.

“KEK Pariwisata Tanjung Gunung diharapkan dapat ditetapkan dalam waktu 3 bulan, seperti ‘saudaranya’ KEK Tanjung Kelayang di Belitung,” kata Menpar Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata, Jakarta, (16/4/18).

Menpar Arief Yahya menuturkan bahwa, perkembangan struktur ekonomi Provinsi Babel dalam 5 tahun terakhir (2012-2016) relatif stagnan dan tetap didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu perkebunan, kehutanan, dan perikanan (20.15 persen) yang diikuti oleh industri pengolahan (20.05 persen) dan pertambangan (11.05 persen).

Sektor pertambangan dan industri pengolahan justru menunjukkan penurunan, peran pertambangan dan galian turun dari 15.36 persen ( tahun 2012) menjadi 11.89 persen (tahun 2016), diikuti industri pengolahan turun dari 24.33 persen menjadi 20.05 persen, sedangkan sektor transportasi dan akomodasi justru meningkat dari 5,66 persen (tahun 2012) menjadi 6.52 persen ( tahun 2016).

“Babel harus melakukan transformasi ekonomi dari tambang ke pariwisata. Transformasi haruslah berawal dari CEO commitment dan menerapkan change agent. Wins the future, wins the game. Bahwa pemimpin harus mempunyai visi ke depan. Memenangkan peperangan, tanpa peperangan (Blue Ocean Strategy) juga lihai dalam perencanaan dan cerdas menangkap peluang,” ujarnya.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pariwisata merupakan industri jasa yang paling mudah, murah, dan cepat serta berkelanjutan atau sustainable. Provinsi Babel dengan keunggulan lokasi yang memiliki leverage global berpeluang membuat terobosan yang berarti dengan melakukan transformasi tiga lapangan usaha utama tersebut.

“Penurunan kontribusi sektor pertambangan harus bisa digantikan sektor lain yang mengedepankan pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan, semisal pariwisata yang telah terbukti lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan telah menjadi penyumbang devisa nasional nomor dua,” ungkapnya.

Menurut Arief Yahya, pembangunan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dapat dipercepat dengan memanfaatkan kemudahan dan perlakuan khusus yang telah disediakan Pemerintah yaitu; Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” Melalui sinergitas 3 KEK Pariwisata (Tanjung Kelayang, Tanjung Gunung, Pesisir Timur Sungailiat) yang didukung penuh para diaspora Babel, maka bisnis model KEK Pariwisata ini akan mempercepat transformasi struktur ekonomi Provinsi Babel ke arah struktur ekonomi modern,” tuturnya.

Previous articleBatam Berpontensi Pusat Klaster Industri Elektronik Bernilai Tambah Tinggi
Next articleIni Saran Abraham Samad untuk KPK Soal Kasus Century

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here