Cadangan Surplus, Listrik Jawa Timur-Bali Aman Saat Lebaran

Menteri ESDM, Ignasius Jonan saat mengunjungi pusat pengatur beban listrik Jawa Timur dan Bali

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, pada Kamis (12/3/2018) memastikan kesiapan keamanan pasokan tenaga listrik periode Hari Raya Idul Fitri tahun 2018.

“Khususnya pasokan listrik untuk wilayah Jawa Timur dan Bali,” kata Jonan di Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Timur PT PLN, Kabupaten Sidoarjo, seperti dikutip PONTAS.id, Sabtu (14/4/2018).

Sementara itu, Direktur Regional Bisnis PT PLN (Persero) Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Joko Raharjo Abu Manan mengatakan, untuk kondisi kelistrikan di Jawa Timur dan Bali saat ini, pembangkit yang beroperasi dapat menghasilkan 9.301,6 megawatt (MW). Di sisi lainnya, beban puncak sistem Jawa Timur-Bali sebesar 5.572,39 MW.

“Khusus periode Hari Raya Idul Fitri, rata-rata beban puncak tertinggi sekitar 3.800 MW. Jadi cadangan listrik mencukupi,” kata Joko.

Joko juga menyampaikan bahwa pihaknya akan membangun proyek SUTET 500 kV Surabaya-Grati. Namun, karena jalur SUTET tersebut berada di lokasi rencana induk pengembangan Bandar Udara Juanda, maka PLN akan mengubahnya menjadi Underground Cable (UGC) 500 kV yang akan melintasi bandar udara.

“Maka dari itu, PLN memohon dukungan terkait pengesahan rencana induk Bandar Udara Juanda agar segera diselesaikan, sebagai dasar pengajuan izin penetapan lokasi UGC,” imbuhnya.

Turunkan BPP
Ditambahkan Joko, APB Jawa Timur untuk melakukan pengalihan output Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 2 dan 3 Gresik dari 500 kilo volt (kV) ke 150 kV.

Pengalihan output PLTGU ini kata Joko, dilakukan untuk meningkatkan pasokan Krian 1 dan 2, serta menambah daya mampu netto pembangkit 150 kV dengan memindahkan outlet 1 Gas Turbine (GT) Gresik dari 150 kV ke 500 kV.

“Hal tersebut dilakukan guna mencegah defisit pembebanan pada subsistem Krian 1 dan 2 di tahun 2019-2020,” terang dia kepada Menteri Jonan.

Pada saat beban rendah, imbuh Joko, dengan telah dilakukannya pemindahan outlet 1 GT Gresik dari 500 kV ke 150 kV maka Reserve Shutdown pada PLTU Gresik 1 atau 2 dapat dilakukan.

Dengan tidak beroperasinya pembangkit tersebut pada saat beban rendah, jelas dia, akan menurunkan biaya operasi pembangkit dan pada akhirnya akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Pembangkit.

“Diproyeksikan, pembebanan GT Gresik akan optimal pada tahun 2018-2019, selanjutnya pembebanannya akan turun menyesuaikan kebutuhan sistem setelah GITET 500 kV Waru atau GITET 500 kV Surabaya Selatan beroperasi,” pungkasnya.

Editor: Hendrik JS

Previous articlePerluas Lapangan Kerja, Presiden Dorong Pemda Jalankan Program PKT
Next articleKisah Dokter Terawan: Dinegeri Orang Dihargai, Dinegeri Sendiri Dihakimi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here