Menperin: RI Berpeluang Jadi Pemain Kunci Implementasi Industri 4.0 Asia

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto.

Jakarta, PONTAS.ID – Saat ini pengguna internet di Indonesia, jumlahnya mencapai 143 juta orang. Ini merupakan sebuah potensi pasar yang besar. Kemudian, talent itu kita miliki dari seluruh universitas yang ada, di mana di Indonesia jumlahnya terbanyak di Asean. hal ini disampaikan Menteri airlangga Hartanto pada acara Diklatda HIPMI JAYA di Jakarta, Kamis (12/4).

Kedua modal yang telah dimiliki Indonesia itu menjadi kesiapan untuk lebih percaya diri memasuki era perubahan di Industri 4.0. Terlebih lagi, generasi milenial akan memiliki peranan penting karena merekalah pengguna dominan dari teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri keempat, yaitu internet.

“Kita melihat komposisi pengguna internet yang usianya 19-34 tahun, merupakan yang terbanyak dengan mencapai 49,5 persen. Mereka berinteraksi atau melek teknologi melalui smartphone,” ungkap Menperin.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian tengah gencar mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia agar menguasai teknologi digital. “Salah satu langkahnya adalah melalui program vokasi SMK dan industri serta untuk memacu politeknik melalui program skill for competitiveness,” jelas Airlangga.

Dalam pelaksanaan Industri 4.0, Menperin pun memastikan, manusia tidak akan tergantikan oleh robot. “Karena sejak revolusi industri ketiga sudah otomatisasi. Sedangkan pada Industri 4.0, industri yang sudah terotomatisasi tersebut terhubung dengan internet of things, sehingga pengontrolan data lebih efisien, efisiensi mesin lebih baik, dan efisiensi ini bisa dipacu hingga 99 persen,” paparnya.

Ambil kesempatan

Menteri Airlangga berharap pula kepada para pengusaha muda untuk dapat mengambil kesempatan di era digital saat ini. “Peluang masih terbuka luas, karena industri membutuhkan peluang yang namanya economies of scale. Seperti industri rumahan saat ini, sudah bisa menjangkau pasar, tidak harus mampu sewa tempat di mall terlebih dulu,” imbuhnya.

Maka itu, para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat memanfaatkan beberapa fasilitas taman teknologi yang dibangun oleh Kemenperin. Misalnya di Bandung Techno Park, mereka bakal memperoleh program pembinaan dan pelatihan guna pengembangan inovasi dan daya saing produknya.

“Mereka bisa memakai gedung tersebut sampai mempunyai revenue. Setelah mempunyai revenue, mereka bisa sewa di tempat yang lain,” kata Menperin. Selain itu, Kemenperin juga memiliki Bali Creative Industry Center (BCIC), di mana produk-produk yang dihasilkan mereka telah dipasarkan.

“Melalui techno park itu Kemenperin ingin terus mendorong inovasi, termasuk didukung adanya Apple center di Bumi Serpong Damai, dan janjinya akan dibangun lagi di daerah lain,” tuturnya. Menurut Airlangga, Apple mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga sesudah Brasil dan Italia atau menjadi negara pertama di Asia, sebagai lokasi mereka membangun pusat inovasi.

“Diharapkan, dengan ditopang oleh fasilitas tersebut, Indonesia bisa meng-create the new silicon valley. Ini merupakan potensi kita yang ada di tangan seluruh para pengusaha kita, terutama generasi muda, termasuk HIPMI yang akan menjadi tulang punggung the new economy Indonesia,” lanjutnya.

Editor: Idul Hartono

 

Previous articleBoediono Serahkan Kasus Bank Century ke Penegak Hukum
Next articleLepas Sebagian Konsesi Tol, WTR Raih 5 Triliun Dana Segar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here