Akselerasi Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SMK Pariwisata

Arief Yahya Menteri Pariwisata

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Pariwisata, Arief Yahya, didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, serta para Deputi Eselon I Kementerian Pariwisata, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Nasional SMK Pariwisata Se-Indonesia ke-IV tahun 2018 dengan mengangkat tema “Akselerasi Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SMK Pariwisata” di Bali Nusa Dua Convention Center.

Menjadi pembicara utama pada kesempatan tersebut, Menpar menyampaikan pentingnya mengusung konsep digital dalam pengembangan pariwisata terutama dengan memaksimalkan potensi para akademisi SMK Pariwisata. “Ini menjadi penting, antara industri pariwisata dan sekolah pariwisata. Semua sudah mengarah ke digital. Maka pengembangan SDM kepariwisataan harus juga mengarah ke digital,” kata Menpar Arief Yahya, Jakarta, Jumat, (23/3/18).

Menurutnya, gerakan digital di Rakornas SMK adalah standar. Pasalnya, seluruh industri telah menuju ke arah digital, termasuk pariwisata. Menpar memberi contoh yakni penetrasi branding Wonderful Indonesia. Penetrasi melalui online tersebut, telah mendongkrak posisi Wonderful Indonesia. Brand milik Kementerian Pariwisata itu, kini menduduki rangking 47 dunia versi World Economic Forum 2017.

“Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, adalah membandingkan produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi secara digital. Singkatnya, mereka search and share menggunakan media digital. Maka dari itu para pengajar SMK ini harus melek digital. Memasukkan kurikulum digital pada materi pengajarannya,” ujar Menpar.

Berdasarkan data yang diterimanya hingga hari ini bahwa jumlah lulusan SMK yang tidak diterima atau diserap dilapangan kerja mencapai 12 persen. Sedangkan lulusan SMU sekitar 9 persen. Masih ada selisih antara SMK dan SMU. Namun demikian, ini menjadi tugas bersama berbagai pihak untuk memaksimalkan potensi lulusan SMK. Data tersebut merujuk SMK secara umum, bukan merujuk data lulusan SMK Pariwisata saja.

“Salah satu solusinya adalah pengembangan pedoman magang harus bisa dipercepat. Selain itu perlu dilakukan terobosan dengan mengoptimalkan fungsi LSP. Tujuannya, agar menghasilkan lulusan SMK sesuai dengan standar kompetensi global. Ingat jika ingin menjadi global player maka standarnya juga harus global,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya juga sangat yakin bahwa data lulusan SMK tersebut merujuk pada lulusan SMK secara umum. Bukan hanya lulusan SMK Pariwisata. Sebab, kata Menpar, lulusan SMK Pariwisata ini memiliki keterampilan, dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders pariwisata.

“Untuk tidak mengambil resiko tersebut, maka saya mengeluarkan tiga instruksi 3C, yakni Curriculum, Certification dan Center of Excellence. Dan yang perlu harus digarisbawahi adalah semua elemen harus merujuk pada Indonesia Incorporated. Kalau berdiri sendiri, maka saya pastikan tidak akan berjalan. Sebab harus merangkul unsur pentahelix,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Dalam kesempatan tersebut, Arief Yahya pun meminta kepada para stakeholders khususnya industri perhotelan agar mengizinkan fasilitasnya dapat digunakan untuk praktik kerja SMK Pariwisata. Upaya ini dilakukan untuk menjaga standar kualitas yang lebih baik.

Sementara itu, Hadi Sutrisno, Ketua Asosiasi SMK Pariwisata Indonesia, dalam kesempatan yang sama menyatakan pihaknya sangat yakin kalau lulusan dari SMK Pariwisata masih sangat diperlukan. Bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan di industri pariwisata.

Untuk itu, pihaknya sekarang tengah melakukan kerjasama dengan industri perhotelan dalam meningkatkan kemampuan, dan pengetahuan produknya, mulai dari guru hingga ke para siswanya.

“Kedepan, kita akan mencanangkan program One GM One SMK Pariwisata bekerja sama dengan Indonesia Hotel General Manager (IHGM) dan Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) untuk turut membantu kami dalam peningkatan kualitas guru maupun siswa. Upaya ini untuk meningkatkan mutu sesuai dengan standar global,” tambah Hadi.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Rizki Handayani, berharap, Rakornas SMK Pariwisata dapat menghasilkan program konkrit. Yaitu meningkatkan kualitas lulusan SMK. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melalui peningkatan kompetensi guru. Atau perbaikan kurikulum dalam rangka pengembangan digital tourism. Sehingga, lulusan SMK Pariwisata lebih banyak terserap di industri pariwisata.

“Akselerasi akan kita lakukan di Rakornas ini. Kita akan dorong skema peningkatan kompetensi guru maupun standar pelaksanaan sertifikasi kompetensi oleh LSP dan standarisasi pedoman magang pada industri pariwisata. Ini sejalan dengan target kita pada tahun 2018,” terangnya.

Target pelaksanaan Rakornas SMK Pariwisata se-Indonesia kali ini adalah memfasilitasi sertifikasi kompetensi bagi siswa/i SMK Pariwisata sebanyak 22,374 orang. Hal pentingnya lainnya adalah meningkakan kapasitas pengajar dan penyesuaian kurikulum dalam rangka pengembangan digital tourism di SMK Pariwisata,” tutur Rizki Handayani.

Di acara yang sama, Ferdiansyah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI menyatakan, kenyataan ini menjadi misi khusus dari Komisi X beserta ketiga mitranya yakni Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset dan Dikti untuk merevitalisasi dibidang SMK atau Vokasi.

“Atas dasar itulah DPR RI mendorong, dan mengawal revitalisasi ini. Sebab, sudah didukung oleh data yang akurat. Komitmen ini akan kita tindaklanjuti di dalam penganggaran 2019,” pungkas Ferdy.

Previous articleEkonomi Syariah Dapat Dikembangkan Melalui Sektor Wisata
Next articleBangunan Gedung Sekretariat ASEAN Rampung 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here