IMI Apresiasi Terbentuknya Volkswagen Thing Club

Jakarta, PONTAS.ID – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengapresiasi terbentuknya Volkswagen Thing Club (VTC). VTC menghimpun dan mengkoordinir para pemilik dan para pemakai Volkswagen Thing dan atau Volkswagen Safari dan atau Volkswagen Camat.

Selain untuk merekatkan ikatan soliditas kebangsaan sekaligus membantu pemerintah dan Polri dalam mewujudkan keselamatan berkendara dan berlalu lintas, keberadaan VTC juga untuk sharing ilmu dan pengalaman dalam perawatan dan pemeliharaan Volkswagen Thing.

Para pendiri VTC antara lain, Bamsoet, Irjen Pol (purn) Pudji Hartanto Iskandar, Gregory Ray, R. Adi Yuniadi, Arief Gunawan, Liauw Lie Kim, Dito I. Mahardika Jaya, Riono Munaf, Fajar J. Adi, dan Riki Maulana. Pengurus Harian VTC dipimpin Ketua Gregory Ray, Sekretaris Riki Maulana, dan Bendahara Dito I. Mahardika Jaya. Sedangkan di Badan Penasihat, dipimpin Bamsoet. Irjen Pol (Purn) Pudji Hartanto Iskandar, dan Adi Yuniadi.

“Melalui VTC, para anggotanya juga bisa melakukan berbagai usaha bersama. Antara lain, mendirikan workshop dan service station yang representatif untuk memberi pelayanan yang terjamin dalam merawat dan memelihara kendaraan milik para anggota. Bekerjasama dengan seluruh workshop dan service station VW di seluruh Indonesia untuk menjamin pelayanan atas perbaikan kendaraan para anggota dengan sebaik-baiknya. Serta mengeluarkan brosur-brosur yang berisi tata cara perawatan dan pemeliharaan Volkswagen, cara mengatasi kerusakan kendaraan dalam keadaan darurat, informasi yang mendetail terhadap kendaraan Volkswagen model baru yang akan di release ke pasaran,” ujar Bamsoet saat deklarasi VTC, di Black Stone Garage, Kebayoran Baru Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, keanggotaan dan spirit kebersamaan serta kultur organisasi VTC harus bersifat inklusif dan merangkul semua golongan. Sehingga menjadikan VTC sebagai rumah besar bagi seluruh pecinta mobil VW Thing, tanpa adanya sekat sosial-ekonomi yang membatasi. Sekaligus sebagai klub otomotif yang mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan, semangat solidaritas, brotherhood, dan gotong royong.

“Selain sebagai sebuah perkumpulan komunitas otomotif, VTC juga harus menjadi gerakan moral melalui berbagai aksi sosial kemanusiaan. Seperti membantu korban bencana alam dan kegiatan bakti sosial Tidak kalah pentingnya adalah aksi peduli lingkungan dengan mengurangi dan mengelola sampah plastik secara bijak, dan gerakan penghijauan lingkungan dengan melakukan penanaman pohon,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, semangat kebersamaan yang dibangun komunitas klub otomotif adalah manifestasi dari nilai kebangsaan yang telah, sedang, dan akan terus dibangun dan diperjuangkan bersama. Karena ke depan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi akan mengubah paradigma, dinamika, dan kompleksitas berbagai tantangan kebangsaan yang akan dihadapi.

“Persoalan-persoalan kebangsaan tersebut hadir dan mewujud dalam berbagai fenomena. Antara lain dalam bentuk memudarnya identitas dan karakteristik bangsa, tumbuhnya paham radikalisme, dekadensi moral generasi muda bangsa, berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama serta berbagai bentuk ancaman kebangsaan lainnya, yang menggerus sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa kita,” ujar Bamsoet.

Sekilas tentang mobil VW Safari, keberadaannya sekarang ini sudah cukup langka. Bagi kolektor atau penggemar kendaraan unik dan klasik, maka VW Safari ini termasuk dalam daftar mobil tua yang cukup diminati. Harga jual mobil tua tersebut terkadang tidak bisa dipatok, tergantung dari kondisi mobil.

VW Safari di Indonesia ini dikenal dengan tipe mobil Volkswagen Tipe 181 sedangkan di Amerika dikenal dengan nama The Thing adalah produksi dari Jerman, kendaraan ini sepenuhnya untuk operasional militer, diciptakan dengan mengadopsi rancangan Tipe 82 Kubelwagen, yang pernah digunakan oleh tentara Jerman pada perang dunia II.

Di Indonesia, VW Safari di era Orde Baru dipakai para pejabat daerah setingkat Camat untuk kendaraan dinas, sehingga kendaraan ini dinamakan juga Mobil Camat.

Kepopuleran VW Safari ini tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di sejumlah negara dengan sebutan yang berbeda seperti Thing di Amerika Serikat, Trekker di Inggris sedangkan di negara asalnya Jerman dikenal dengan nama Kurierwagen.

Pengurus IMI Pusat hadir antara lain Wakil Ketua Umum Ananda Mikola, Hubungan Antar Lembaga Erwin MP, Media dan Komunikasi Dwi Nugroho. Hadir pula Ketua IMI Jambi Guntur Muchtar.

Penulis: Herdi

Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleAHY, Tokoh Bangsa yang Konsisten
Next articleTerapkan Protokol Kesehatan Sebagai Kenormalan Baru dalam Keseharian

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here