Sepuluh Tahun Budidaya Ikan Tilapia, RSI Sabet Sertipikat ASC

Sergai, PONTAS.ID – Regal Springs Indonesia (RSI) sejak sepuluh tahun lalu melakukan Budidaya Ikan Tilapia di Danau Toba, Sumatera Utara – Indonesia. Hal ini merupakan salah satu pembudidaya ikan pertama di dunia, yang mendapatkan sertifikat Aquaculture Stewardship Council (ASC).

Hal ini disampaikan Fitri Anggraini selaku Manager Communication RSI kepada PONTAS.id melalui whatsApp seluler, Selasa (16/8/2022).

Menurut Fitri, selama satu dekade lebih dari 1.700 pembudidaya ikan di seluruh dunia telah memenuhi standar ASC dan turut mendapatkan sertifikat ASC. Dengan produksi 2,5 juta ton seafood dan rumput laut setiap tahunnya, pembudidaya ikan ini mencerminkan transformasi yang penting dari tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh para pelaku industri akuakultur.

“Hingga saat ini budidaya ikan Tilapia RSI di Danau Toba masih menjadi pemegang sertifikasi ASC, begitu pula dengan tempat budidaya ikan mereka yang lain di Honduras dan Meksiko,” kata Fitri.

Sebelumnya, Managing Director RSI, Rudolf Hoeffelman merasa sangat bangga telah menjadi pionir dan pihaknya akan memperluas sertifikasi yang telah dimulai di Indonesia ke Honduras dan Meksiko.

“Sertifikasi ASC telah memberikan perusahaan banyak manfaat, diantaranya data yang terorganisir dengan baik, yang perusahaan bagikan secara transparan pada audit dan laporan ASC; peningkatan ketertelusuran, mulai dari pemberian pakan hingga panen, Standar Pemberian Pakan ASC mendatang akan semakin meningkatkan sumber pakan di budidaya kami dan peningkatan yang berkelanjutan atas tanggung jawab sosial baik bagi internal dan pihak eksternal,” papar Rudolf.

Secara keseluruhan, lanjut Rudolf, sertifikasi ASC telah membantu pihaknya mengomunikasikan keberlangsungan bisnis dan praktik baik kami kepada para pemangku kepentingan serta pelanggan dengan cara yang jelas dan terorganisir.

Sertifikasi bagi budidaya ikan Tilapia RSI diberikan selang dua tahun setelah pendirian ASC. Saat itu, hanya ada dua jenis budidaya yang dapat tersertifikasi ASC – Tilapia dan Pangasius. Per 2022, sudah ada standar ASC untuk 11 kelompok spesies, yang artinya pembudidaya yang memanen spesies ini bisa mengikuti sertifikasi ASC. Kelompok spesies ini adalah abalon; bivalvia (kerang, remis, tiram, simping); ikan pipih, trout air tawar, pangasius, salmon, kakap laut, bawal laut, dan meagre, seriola dan kobia, udang, tilapia, dan ikan tropis bersirip. Terdapat juga standar gabungan ASC-MSC untuk seluruh jenis rumput laut.

Sementara, CEO ASC Chris Ninnes mengatakan, setiap perjalanan dimulai dengan satu langkah pertama. “Hari ini, 15 Agustus, adalah batu loncatan penting bagi perjalanan kami dalam mengubah industri akuakultur. Budidaya ikan pertama di Indonesia yang tersertifikasi pada 2012 ini telah memberikan efek beruntun kepada seluruh pemangku kepentingan dari produsen dan pembudidaya pada pasar di seluruh dunia,” kata Chris.

“Kami gembira melihat perubahan menuju budidaya akuakultur yang lebih bertanggung jawab dan hal ini memperkuat komitmen kami untuk memberikan dampak yang lebih besar lagi untuk 10 tahun berikutnya,” tambah Chris.

Chris menjelaskan, karena budidaya ikan Tilapia RSI berada di Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia, maka memastikan adanya ekosistem yang sehat dan bersih menjadi sangat penting bagi produksi ikan mereka. “Danau ini memiliki luas lebih dari 1.100kilometer persegi dengan kedalaman hampir 500 meter,” jelas Chris.

Air yang bersih dan dalam menjadi kunci bagi kesehatan komunitas lokal, kesehatan keanekaragaman hayati, dan kesehatan ikan Tilapia. RSI menyadari hal itu dan sangat memperhatikan perlindungan ekosistem air tawar yang menakjubkan di Danau Toba.

“Kami menggunakan keramba jaring apung yang memiliki dampak sangat kecil bagi lingkungan alami danau. Kami juga terus memonitor kualitas air untuk memastikannya tetap kaya akan oksigen dan tidak terganggu akibat aktivitas budidaya. Air yang baik berpengaruh langsung terhadap kualitas ikan Tilapia RSI membuat ikan-ikan kuat dan sehat, dan kami memastikan untuk benar-benar meninggalkan penggunaan zat aditif,” kata Lake Manager RSI Friska Saragih.

RSI menganut kebijakan nol limbah (zero waste) atau ‘whole fish’. Hanya sekitar sepertiga dari ikan Tilapia yang digunakan untuk potongan fillet atau loin yang dijual di toko-toko. Sisa dari ikan – kulit, sisik, tulang, jantung dan lainnya – digunakan untuk industri lain.

“Ikan Tilapia dari Danau Toba berkontribusi dalam produksi suplemen makanan, farmasi, kosmetik, pupuk dan bahkan fesyen (dalam bentuk produk kulit ikan tilapia). Regal Springs juga menggunakan minyak ikan tilapia sebagai bahan bakar hayati (biofuel) yang menggerakkan truk dan mesin-mesin lainnya,” tandas Fitri Anggraini.

Penulis: Andy Ebiet
Editor: Ahmad Rahmansyah

Previous articleMeriahkan HUT RI, Samsat Bangil Wajibkan Pajak Kendaraan dan Pasang Miniatur Bendera Merah Putih
Next articleFraksi Golkar MPR Sebut Pernyataan Bamsoet soal PPHN Menyesatkan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here