Jakarta, PONTAS.ID – Ketua MPR Bambang Soesatyo menyatakan apa disampaikan KSAD Jenderal TNI Dudung Rachman adalah alarm atau peringatan dini yang harus menjadi perhatian bersama, termasuk pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI bersinergi untuk memantau perkembangan dan ancaman paham radikalisme, khususnya di kalangan pelajar, bekerja sama dengan pihak sekolah. Kita wajib melindungi pelajar atau generasi muda dari paparan radikalisme.
“Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud- Ristek) untuk dapat menanamkan dan memperkuat jiwa nasionalisme dan kebangsaan pada generasi muda sejak dini. Serta dapat mengaplikasikan kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme di seluruh tingkat pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA,” kata Bamsoet di Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Ketua DPR RI ke-20 ini meminta BNPT bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk terus memonitor, sekaligus menindak akun ataupun kelas-kelas online radikalisme. Di samping, terus mewaspadai munculnya generasi baru kelompok radikal hasil indoktrinasi melalui kelas online dengan memblokir akun, situs, maupun konten yang terindikasi mengandung paham radikal. Mengingat, generasi muda saat ini sangat melek teknologi khususnya media sosial yang kerap disalahgunakan oleh kelompok radikal dalam merekrut pengikut.
“Meminta komitmen pemerintah dan BNPT untuk terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap paham radikalisme maupun terorisme, di samping merangkul para tokoh masyarakat dalam memberikan pemahaman yang baik dan benar tentang kebangsaan serta persatuan kepada generasi muda yang merupakan nilai-nilai kebangsaan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Penulis: Luki Herdian
Editor: Pahala Simanjuntak